Shenzhen, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi dan telekomunikasi yang fokus pada bisnis nirkabel sedang mencari standar dari jaringan internet mobile generasi kelima (5G). Perusahaan Huawei termasuk yang agresif melakukan penelitian itu, dan telah menyiapkan dana US$ 600 juta atau sekitar Rp 7,6 triliun untuk mencari standar 5G selama 5 tahun ke depan.
Selain melakukan penelitian sendiri soal 5G sejak 2013, Huawei juga menggandeng perusahaan dari 9 negara untuk melakukan penelitian dan pengembangan 5G, termasuk tiga operator telekomunikasi di Korea Selatan.
Huawei meramalkan dalam 5 tahun masyarakat dunia makin terkoneksi dengan internet. Bukan hanya manusia, mesin juga makin membutuhkan internet cepat untuk berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teknologi 5G menjadi fokus penelitian kami. Kami telah menugaskan 2.000 karyawan untuk meneliti 5G," kata Roland Sladek, Vice President International Media Affairs Huawei.
Perusahaan asal Tiongkok tersebut memandang penelitian dan pengembangan merupakan kunci untuk menciptakan produk masa depan dan mencari diferensiasi atas produk dan layanan dibandingkan produk kompetitor.
Roland mengatakan, saat ini banyak perusahaan di dunia yang sedang mencari definisi kecepatan, spektrum frekuensi yang ideal, serta efisiensi yang harus ditetapkan untuk 5G.
"Jika kami bisa temukan standar atau teknologi baru tersebut, maka akan segera kami patenkan sebagai aset perusahaan," lanjut Roland saat ditemui di kantor pusat Huawei di Shenzhen.
Huawei, yang didirikan pada 1987 oleh Ren Zhengfei, hingga saat ini memiliki 14.505 paten teknologi yang dihasilkan dari departemen penelitian dan pengembangan.
Dari 150 ribu karyawan Huawei di seluruh dunia, sebanyak 70 ribu di antaranya merupakan karyawan dalam tim penelitian dan pengembangan. Mereka berada di pusat penelitian yang tersebar di 16 kota dan negara. Pusat penelitian dan pengembangan terbesar berada di Shenzen dan Shanghai, Tiongkok.
Setiap tahunnya, Huawei setidaknya menganggarkan 10 persen dari total belanja modal tahunan untuk departemen penelitian dan pengembangan.
Sepanjang 2013, perusahaan meraup pendapatan sebesar US$ 39,5 miliar dan pada semester pertama 2014, Huawei meraih pendapatan US$ 21,9 miliar secara global.
Mulai 2015 mendatang, Huawei bakal serius memperkuat bisnis solusi teknologi informasi korporasi dan perangkat konsumen seperti tablet dan ponsel pintar. Perusahaan ini telah beroperasi di 170 negara, termasuk Indonesia sejak tahun 2000.