MISI ANTARIKSA

Pesawat Antariksa Eropa Bakal Mati di Venus

CNN Indonesia
Senin, 22 Des 2014 13:32 WIB
Misi delapan tahun pesawat robotika Venus Express yang mengorbit di planet Venus bakal berakhir karena telah kehabisan bahan bakar pada awal 2015.
Ilustrasi pesawat robotika yang mengorbit di sebuah planet. (NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Eropa, European Space Agency (ESA), menjalankan misi pesawat robotika Venus Express yang mengorbit di Venus sejak 2006 silam. Pesawat ini dipastikan tidak akan kembali ke Bumi alias 'mati' di Venus.

Laporan di situs resmi ESA menyatakan, misi delapan tahun Venus Express telah berakhir karena kehabisan bahan bakar selama mengorbit di ketinggian rendah.

Sejak tiba di Venus tahun 2006 lalu, Venus Express mengorbit terus-menerus selama 24 jam, menjelajah 66 ribu kilometer di atas kutub selatan pada titik terjauh, dan 200 kilometer jarak terdekat dari kutub utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Venus Express sudah mengumpulkan informasi yang dibutuhkan ESA demi penelitian Venus dan atmosfernya.

Pada pertengahan 2014, pesawat robotiks ini ditugaskan untuk ekspedisi "aerobraking" selama ia memasuki atmosfer yang lebih rendah sehingga makin dekat dengan permukaan Venus.

"Aerobraking" diklaim bisa digunakan untuk masuk ke orbit di sekitar planet melalui atmosfer tanpa menghabiskan banyak bahan bakar.

Antara bulan Mei dan Juni 2014, titik terendah orbit secara berkala berkurang menjadi 130-135 kilometer dan ekspedisi "aerobraking" bertahan dari 18 Juni hingga 11 Juli 2014.

Kala itu, pihak ESA optimis bahan bakarnya masih tersisa banyak, sehingga manuver Venus Express ditambah pada 23 sampai 30 November dan rencananya akan diperpanjang hingga 2015.

Namun, ESA kehilangan kontak dengan Venus Express sejak 28 November lalu.

"Venus Express kira-kira akan jatuh dari ketinggian 150 kilometer di awal Januari 2015 dan terjun lebih dalam ke atmosfer Venus di awal Februari," ujar pengelola misi Venus Express, Patrick Martin, dikutip dari National Geographic.

Ia melanjutkan, "pesawat robotik itu akan hancur di atmosfer sekitar akhir Januari atau awal Februari."

Selama menjejalah Venus, pesawat robotik yang diluncurkan pada 9 November 2005 itu telah mengumpulkan beberapa data.

Ia menemukan unsur air di permukaan dan aktivitas vulkanik dan pergantian bentuk pusaran air yang melingkar di kutub Venus.

Venus Express juga mendeteksi bukti dari kilat dan ozon pada atmosfer tebal yang penuh dengan karbon dioksida.

"Venus Express adalah sebuah misi yang mengagumkan dan membantu menyuling pertanyaan apa yang akan kita lakukan berikutnya di Venus," kata pemimpin peneliti NASA, Ellen Stofan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER