Komet Ternyata Dikelilingi Awan Bermuatan Gas

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jan 2015 11:21 WIB
Badan Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko dilapisi oleh gundukan pasir dan ombak kecil, serta dikelilingi oleh awan bermuatan gas.
Permukaan Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko yang dipotret oleh pesawat robotika Philae milik European Space Agency. (Dok. ESA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Eropa, European Space Agency (ESA), telah mendaratkan pesawat robotika Philae dalam misi Rosetta di Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada Desember 2014. Menurut hasil penelitian ESA yang dirilis Kamis (22/1), badan komet ini dilapisi oleh gundukan pasir dan ombak kecil, serta dikelilingi oleh awan bermuatan gas.

Tim menemukan ukuran tubuh komet 67P/Churyumov-Gerasimenko sekitar 100 juta kali lebih besar dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station) yang ditutupi oleh pasir dan riak.

Berdasarkan foto dan data lain yang dikirim robot Philae, ditemukan pula sedikit air es di permukaannya dan hidrokarbon dalam jumlah berlimpah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada mulanya ilmuwan berharap menemukan molekul yang mengandung karbon lebih kompleks, tetapi malah menemukan hidrokarbon. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana senyawa organik terbentuk dan menyebar dalam sistem tata surya.

Untuk menjawabnya, tim peneliti pertama harus menemukan informasi bagaimana komet berubah dari waktu ke waktu, rincian apa yang akan muncul setelah komet 67P/C-G menjelajah menuju matahari, mengembangkan ekor komet, dan reaksi yang terlihat.

ESA kabarnya sudah menemukan banyak variasi di dalam gas yang dikeluarkan dari inti komet. Inti komet sendiri terbentuk dari kandungan debu, bebatuan, dan gas beku. Perubahan jumlah gas di sana dinilai erat kaitannya dengan waktu bagian rotasi inti komet, saat siang atau malam hari.

Menurut salah satu peneliti misi Rosetta, Myrtha Hassig, seiring berjalannya waktu pengaruh musim kemungkinan juga akan terungkap oleh mereka.

Yang jelas, jika mereka berhasil menemukan data komprehensif, tentunya akan memberikan pemahaman mengenai pembentukan dan evolusi komet.

"Yang kami tahu, komet terbentuk dari dominasi air es. Untuk komet ini, lapisan samar-samar di sekitar inti komet terkadang mengandung lebih banyak karbon dioksida daripada uap air," ujar salah seorang peneliti Stephen Fuselier.

Misi Rosetta yang membawa pesawat robotika Philae mulanya diharapkan bisa menemukan asal-muasal kehidupan di tata surya dan proses terbentuknya planet.

Komet 67P/C-G akan berada di jarak terdekatnya dengan matahari pada 13 Agustus mendatang, yakni 186 juta kilometer. Kapal induk Rosetta rencananya akan melanjutkan terbang di sekitar komet.

Sementara pesawat robotika yang mendarat di permukaan komet, Philae, masih 'tertidur pulas' atau berada dalam modus sleep, mengingat daya baterainya sudah menipis akibat aktivitas yang dilakukannya di komet demi pengumpulan data. Philae akan kembali bangun jika sudah mendapatkan energi baterai dari sinar solar. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER