Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok peretas Anonymous mengklaim telah meretas hampir 800 akun Twitter, 12 halaman Facebook, dan lebih dari 50 alamat email yang terkait dengan kelompok militan ISIS.
Bulan lalu kelompok peretas ini menyatakan untuk "perang" di ranah siber terhadap kelompok ISIS. Mereka juga akan mencari situs web dan akun media sosial agar tidak dapat dimanfaatkan.
Twitter menolak berkomentar soal aksi peretasan hampir 800 akun ini. Sementara Facebook mengatakan telah menutup 11 dari 12 halaman yang diretas oleh Anonymous karena pengelolanya dinilai melanggar aturan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN melakukan pelacakan terhadap sejumlah akun Twitter yang diretas oleh Anonymous. Beberapa akun tersebut telah ditangguhkan atau tidak tersedia.
Anonymous, dengan cepat meraih ketenaran di dunia maya setelah mereka meretas situs web milik pemerintah, perusahaan, dan organisasi lain.
Kampanye melawan ISIS kali ini dipicu oleh serangan terhadap majalan satir Charlie Hebdo di Paris pada Januari, di mana 12 orang telah dibunuh.
"Kami, Anonymous di seluruh dunia, telah memutuskan untuk menyatakan perang pada Anda para teroris," kata Anonymous dalam sebuah video di YouTube pada Januari.
Anonymous sepertinya punya lawan sebanding yang menamakan kelompoknya CyberCaliphate. Kelompok ini mengaku punya hubungan dengan ISIS.
Pada Selasa (10/2),
CyberCaliphate mengaku telah meretas akun Twitter majalah Newsweek dan memanfaatkannya untuk menyebar ancaman kepada keluarga Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Kicauan yang dilontarkan kelompok peretas ini adalah, "#CyberCaliphate Hari Valentine berdarah #MichelleObama! Kami memantau Anda, putri Anda dan suami Anda!"
Mereka juga berkicau soal ancaman untuk menghancurkan keamanan siber Amerika Serikat. "Sementara AS dan satelitnya membunuh saudara-saudara kami di Suriah, Irak dan Afghanistan, kami menghancurkan sistem keamanan siber nasional Anda dari dalam."
Kelompok ini mengklaim juga bertanggungjawab atas peretasan pada Januari 2015 kepada Twitter dan YouTube Central Command Amerika Serikat, yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah.
(adt)