Jakarta, CNN Indonesia -- Bandung Teknopolis akan berlokasi di Gedebage, Bandung Timur. Rencananya, oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil akan dikonsepkan seperti Silicon Valley di Amerika Serikat.
Silicon Valley yang awalnya merupakan pusat pengembangan teknologi militer, dibangun di sebelah selatan San Francisco, California, AS. Saat ini perusahaan teknologi seperti Google atau Facebook menempatkan markasnya di sana.
"Bandung Teknopolis ini isinya kantor dan risetnya (perusahaan teknologi). Bedanya nanti Google bertetangga dengan Facebook, bertetangga dengan Microsoft dan RIM (BlackBerry) jadi tidak terpisah. Karena kota ini didesain sesuai keinginan mereka, nanti kita yang bikin," jelas Ridwan, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridwan juga menambahkan, saat ini Bandung Teknopolis ini sudah disediakan lahan seluas 800 hektar untuk dibangun. Dana triliunan rupiah dibutuhkan untuk membangun, yang bisa didapatkan dari investor swasta.
Baca Juga: (Bandung Bersiap jadi 'Silicon Valley' Indonesia)Ide ini oleh Ridwan datang dari pertanyaan sederhana kenapa Google, Facebook dan perusahaan teknologi lainnya mempunyai kantor di Jakarta, namun posisinya masih tercerai berai. Karena tidak ada tempat berkumpul inilah, mengapa Bandung Teknopolis akhirnya digulirkan.
Pusat pengembangan teknologi bukan hal yang baru. Karena sejatinya Indonesia juga sudah punya Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) di Serpong.
Baca Juga: (Di Sini Letak Silicon Valley ala Indonesia)"Ini berbeda dengan puspitek yang ada di serpong. Teknopolis ini akan seperti kota, ada kafe, ruang kantor, pusat perbelanjaan," jelasnya.
Menjadi kota mandiri, Bandung Teknopolis akan menjadi zona ekonomi spesial. Dengan zona ekonomi spesial ini, Teknolopis akan bisa mengatur dirinya sendiri, untuk memisahkan diri dari izin atau proses sejenis yang ada dalam peraturan di Kota Bandung.
"Saya pikir praktek internasional ini akan menjadi norma dalam Teknopolis. Saya kira 240 juta populasi di Indonesia, 50 juta kelas menengah adalah pasar yang besar. Dan Bandung sudah siap karena kita punya lebih dari 80 universitas," yakinnya.
Soal eksekusinya, direncanakan oleh Ridwan akan dilakukan groundbreaking pada bulan April nanti. Dia mengaku tidak akan melauncing proyek ini sebelum Presiden Jokowi memberi lampu hijau.
"Kami justru berharap pada saat konferensi Asia Afrika, 24 April 2015 nanti ada launcing Bandung Teknopolis," Ridwan, menambahkan.
(tyo/eno)