Jakarta, CNN Indonesia -- Kuba dikenal sebagai salah satu negara yang tidak terlalu “ramah” pada akses internet. Baru-baru ini, di pusat budaya di Havana, Wi-Fi untuk publik resmi hadir.
Kuba sebelumnya memprioritaskan bandwidth terbatas untuk sekolah-sekolah dan sektor bisnis, ini baru pertama kalinya pemerintah Kuba mengizinkan akses nirkabel Wi-Fi untuk publik secara gratis.
Pusat budaya tersebut dikelola oleh seniman lokal, Kcho. Laporan Associated Press menyatakan, Kcho akan membayar koneksi internet sebesar US$ 900 per bulannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mahal, tapi manfaatnya sangat besar," ujar Kcho kepada Associated Press. "Saya punya sesuatu yang menakjubkan dan kuat untuk bisa dibagikan kepada masyarakat."
Mantan perdana menteri Kuba, Fidel Castro, turut menghadiri pembukaan pusat budaya yang dikelola Kcho pada bulan lalu.
Wi-Fi publik ini memiliki kecepatan 2 Mbps. Walau terdengar cukup lambat untuk kecepatan umum dari Wi-Fi, hal ini membawa keuntungan besar bagi warga karena populasi di sana masih banyak yang belum terkoneksi dengan internet.
Bulan lalu, penyedia telekomunikasi milik pemerintah, ETECSA sempat mengumumkan rencana untuk tawarkan layanan Wi-Fi di kota terbesar kedua di Kuba, Santiago de Cuba.
Sayangnya, Wi-Fi berbayar yang kabarnya dihargai mencapai US$ 4,5 atau sekitar Rp 59 ribu per jam, bisa menjadi beban tersendiri bagi warga setempat, mengingat kebanyakan di antara mereka hanya berpenghasilan sekitar US$ 20 atau Rp 264 ribu per bulan.
(adt)