Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak tujuh operator seluler di Indonesia diminta melakukan investigasi internal terkait isu penyadapan kartu SIM yang dilakukan badan intelijen Amerika Serikat dan Inggris. Sebanyak lima operator seluler telah menyerahkan laporan itu, tetapi Smartfren (Smartfren Telecom) dan Esia (Bakrie Telecom) sampai saat ini belum menyerahkan.
"Kita masih tunggu laporan mereka," tegas Ismail Cawidu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, kepada
CNN Indonesia, Senin (16/3).
Lima operator seluler yang telah menyerahkan laporan investigasi internal adalah Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Tri, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenkominfo berencana melakukan evaluasi setelah Smartfren dan Esia menyerahkan laporan investigasinya. Namun, Ismail belum mau mengungkap secara detail evaluasi macam apa yang direncanakan pemerintah.
BACA: Empat Operator Seluler Indonesia dalam 'Radar' NSA
"Tidak menutup kemungkinan juga akan dibentuk tim atau satgas pengawasan," tegas Ismail.
Isu penyadapan kartu SIM muncul setelah program enkripsi produsen Gemalto disebut berhasil dibobol oleh badan intelijen National Security Agency (NSA) dari Amerika Serikat dan Government Communications Headquarters (GCHQ) dari Inggris pada tahun 2010. Kabar ini datang dari dokumen terbaru yang dirilis pembocor rahasia Edward Snowden yang merupakan mantan karyawan NSA.
Dengan membobol sistem keamanan, maka peretas dapat memantau aktivitas panggilan telepon, pesan singkat, bahkan email para pengguna kartu SIM seluler. Selain kartu SIM untuk telepon seluler, Gemalto juga membuat cip untuk kartu kredit.
Perusahaan Gemalto sendiri, yang berbasis di Amsterdam, Belanda, secara terbuka mengaku bahwa sistem mereka mungkin telah diserang oleh NSA dan GHCQ. Walau demikian, Chief Executive Gemalto Oliver Piou, mengatakan serangan mungkin terjadi tetapi itu tidak mencuri kunci enkripsi kartu SIM mereka.
Sejauh ini, lanjut Ismail, dari hasil investigasi internal operator seluler Indonesia dinyatakan bahwa "Tidak menemukan adanya kebocoran pada SIM card mereka."
"Para operator juga menjamin bahwa penyedia SIM card yang mereka gunakan telah memenuhi GSM Security Standard." tulis Ismail dalam siaran pers yang diterima CNN Indonesia.
Indonesia disebut sebagai salah satu negara korban penyadapan NSA dan GCHQ, juga badan intelijen Selandia Baru.
Selain Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, ada pula Australia dan Kanada yang diduga gemar melakukan penyadapan terhadap sejumlah negara. Mereka dikenal dengan sebutan "Five Eyes" atau Lima Mata.
(adt/tyo)