Jakarta, CNN Indonesia -- Ada temuan yang cukup mengejutkan. Ada 40 mumi mendiami tiap-tiap makam di sekitar tapak seremonial di Lembah Cotahuasi, Peru. Mumi tersebut diyakini berusia sekitar 1.200 tahun.
Puluhan makam itu berlokasi di bukit kecil yang mengelilingi tapak yang diberi nama Tenahaha itu. Sejauh ini, para arkeolog telah menggali tujuh makam yang berisikan setidaknya 171 mumi dari tapak tersebut.
Mereka juga menemukan hampir 400 jenazah manusia terisolasi lengkap dengan gigi, tangan, dan kaki di dalam satu makam.
"Mereka yang telah mati mungkin berjumlah ribuan, lebih banyak dari yang hidup," tulis arkeolog Justin Jennings di dalam buku berjudul "Tenahaha and the Wari State: A View of the Middle Horizon from the Cotahuasi Valley".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum rigor mortis terjadi, para peneliti menemukan lutut mumi ditempatkan sejajar dengan bahu mereka dan bagian lengan dilipatkan di sepanjang dada.
Sebagai catatan, rigor mortis adalah salah satu tanda pengenal kematian yang disebabkan oleh perubahan kimia dalam otot. Hal ini kemudian mengakibatkan anggota tubuh mayat jadi kaku setelah kematian.
Kemudian para mumi itu diikat dengan tali dan dibungkus lapisan tekstil. Rentang usia mereka dari janin neonatus hingga dewasa tua. Adapun mumi muda seperti bayi dikubur di dalam botol.
Mengutip situs Live Science, sisa-sisa mumi ditemukan dalam kondisi buruk karena kerusakan dari air dan hewan pengerat seperti tikus. Adapun beberapa keadaan mumi yang rusak terpisah namun terlihat seperti disengaja. Tulang-tulang mereka tersebar dan dipindahkan dari makam.
Menurut Jennings, memahami kehancuran mumi dan artefak adalah sebuah tantangan. "Di Andes, kematian adalah proses, bukan sekadar Anda mengubur orang lalu selesai sudah," katanya kepada
Live Science.Sementara di Tenahaha sendiri, dikenal dengan tindak kekerasan yang terjadi pada manusia. Dekorasi tapak seremonial itu dipenuhi oleh keramik tanah liat dengan hiasan gambar orang tersenyum. Para arkeolog menyebutnya 'happy faces', atau wajah bahagia.
(eno/eno)