Jakarta, CNN Indonesia -- Terdengar sejak beberapa tahun lalu, kemudian membuat heboh kembali belakangan, tetap masih belum ada jawaban tepat soal asal muasal suara seperti terompet yang terdengar dari langit.
Sejumlah ilmuwan dari beragam disiplin ilmu dan organisasi mencoba menerka-nerka darimana asal suara tersebut termasuk bunyi yang dikeluarkan.
Walau masih berbeda pendapat, mereka punya satu kesamaan jawaban yakni suara tersebut bukan datang dari luar angkasa atau lebih mustahil lagi suara kedatangan alien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut CNN Indonesia rangkum dari berbagai sumber, asal mula suara terompet dari langit melalui pendekatan ilmiah dari para pakar dan ilmuwan di seluruh dunia.
Suara Gelombang-Akustik
Ahli Geologi asal Azerbaijan Elchin Khaliov telah melakukan analisa terhadap sejumlah video yang mereka lihat dan menemukan fakta bahwa sebagian besar suara itu berasal dari spektrum yang terletak di kisaran infrasonik.
Suara tersebut merupakan emisi akustik di frekuensi rendah dalam kisaran antara 20 Hz hingga 100 Hz yang dimodulasi oleh gelombang infrasonik ultra rendah 0,1 Hz sampai 15 Hz..
Dalam ilmu geofisika, mereka disebut gelombang akustik-gravitasi yang terbentuk di bagian atas atmosfer khususnya pada batas atmosfer dan ionosfer.
"Ada banyak penyebab mengapa gelombang tersebut dapat dihasilkan beberapa diantaranya gempa bumi, letusan gunung api, angin topan, badai, tsunami dan banyak lagi," tambahnya.
Ikuti perkembangan berita ini pada fokus:
Misteri Dengung Terompet dari Langit
Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) belum bisa memprediksi secara jauh darimana asal suara seperti terompet yang berkembang secara luas di berbagai belahan dunia.
"Audio atau suara itu butuh perambat, sementara di luar Bumi itu tidak ada atmosfer. Tidak mungkin suara misterius itu datangnya dari luar angkasa, karena tidak ada perambatnya," tutur Kepala Lapan, Prof Thomas Djamaluddin, beberapa waktu lalu.
Menurut Thomas, suara terompet seperti Sangkakala tersebut sudah jelas berasal dari Bumi yang dirambat ke atmosfernya. Walaupun ia sendiri belum bisa menyatakan mengenai penyebab pastinya apa, namun ia menekankan sumber suara tersebut datangnya dari planet kita sendiri.
"Belum tahu juga saya apakah itu asalnya dari bencana alam di Bumi atau lainnya, yang jelas bukan dari luar Bumi," tekan Thomas. Peneliti dari U.S. Geological Survey, David Hill menuturkan, gempa bumi kecil di bawah permukaan Bumi bisa memancarkan suara yang berasal dari pecahan kerak Bumi.
Selain itu, Hill juga berpendapat, suara tersebut bisa saja terpancar dari meteor.
Teori lainnya dari analisis program riset pemerintah AS High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) menyatakan suara itu berasal dari pengaruh dari lini daya listrik, radiasi elektromagnetik, tekanan tinggi gas, dan jalur komunikasi perangkat nirkabel. Para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) percaya kebisingan berpotensi berasal dari "kebisingan latar belakang" Bumi.
"Jika manusia memiliki antena radio--bukan--telinga, kita akan mendengar sebuah simfoni luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri," juru bicara dari NASA menjelaskan, seperti dikutip dari Tech Times.
NASA mengatakan bahwa suara tersebut bisa dibandingkan dengan musik latar yang biasanya dapat didengar di klasik film fiksi ilmiah. Namun, para pakar menekankan bahwa suara yang datang dari Bumi bukan fiksi ilmiah.
Emisi radio alami dari planet Bumi seperti ini yang sangat banyak dan lumrah terjadi, kata NASA. Sementara kebanyakan orang tidak menyadari fenomena ini, suara-suara terjadi di sekitar orang-orang sepanjang waktu.