Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas transportasi New Delhi, India, Rabu (3/6) menolak aplikasi lisensi perusahaan taksi resmi yang diajukan oleh Uber dan rival lokalnya, Ola, setelah mendapat larangan beroperasi dari pemerintah sejak tahun lalu.
Pemerintah India meminta perusahaan yang mengembangkan aplikasi ponsel pintar untuk memanggil mobil, menghentikan operasinya pada Desember 2014 setelah seorang pengemudi Uber memperkosa penumpang perempuan di New Delhi.
Kendati dilarang, namun Uber dan Ola tetap menjalankan operasionalnya seperti biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Uber Berencana Bangun Kantor TransparanPada Maret 2015, pemerintah New Delhi mengatakan jika ingin tetap beroperasi, maka Uber dan Ola wajib memegang lisensi sebagai perusahaan taksi, bukan perusahaan pengembang peranti lunak.
Menurut wakil komisaris untuk pendaftaran jasa transportasi India, S. Biswas Roy, lisensi kedua perusahaan ditolak karena gagal memenuhi syarat.
"Mereka harus mengirim kembali aplikasi baru untuk lisensi sekarang." kata Roy seperti dikutip dari
Reuters."Kami masih akan bersikeras mereka mematuhi perintah larangan pertama, jika tidak mereka bisa menempuh jalur pengadilan," lanjutnya.
Pihak Uber sendiri menyayangkan penolakan lisensi yang telah diajukan. Sementara pihak Ola menolak memberi komentar.
Layanan mobil panggilan di India beberapa kali menuai kontroversi. Awal pekan ini, seorang pengemudi yang bermitra dengan Uber ditangkap di dekat New Delhi setelah seorang penumpang perempuan menuduhnya melakukan pelecehan seksual di dalam mobil. Akan tetapi, polisi memilih untuk membebaskan si pengemudi dengan jaminan.
(adt/ded)