Berharap Konten Lokal Pesaing WhatsApp Tumbuh

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 12 Jun 2015 04:19 WIB
Saat ini layanan Over-The-Top masih didominasi oleh asing. Pemerintah, lewat sejumlah kebijakan, berharap kontel lokal bisa tumbuh dan bersaing.
Ilustrasi (Pixabay/E1N7E)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat ini layanan Over-The-Top (OTT) masih didominasi oleh asing. Pemerintah, lewat sejumlah kebijakan, berharap kontel lokal bisa tumbuh dan bersaing.

Mimpi itu disampaikan oleh Ketua Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Alexander Rusli. Ia berharap nantinya akan ada konten lokal yang tak kalah bagus dengan aplikasi asing.

"OTT nasional harus kita bantu kembangkan supaya pelanggannya bisa mencapai 20 sampai 30 juta dalam setahun, dua tahun. Kalau berhasil, nanti ke depannya akan mudah bergulir sendiri," seru Alexander kepada awak media di sela pameran Indonesia Cellular Show (ICS) di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (10/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, masyarakat Indonesia menggunakan layanan OTT skala internasional. OTT sendiri merupakan layanan berbasis aplikasi atau web yang memanfaatkan jaringan internet agar bisa diakses pengguna, seperti Google, WhatsApp, Facebook, Twitter, Path, hingga portal berita. Layanan ini bisa diakses berkat infrastruktur telekomunikasi.

Peran perusahaan operator telekomunikasi dan para pengembang dinilai Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tak akan maksimal jika masyarakat Indonesia tak berpartisipasi.

Maka dari itu, lelaki yang akrab disapa Chief RA itu ingin keberadaan OTT nasional ingin semakin didorong dan bisa menggantikan peran layanan seperti WhatsApp atau Twitter di kehidupan sehari-hari.


Salah satu caranya adalah himbauan bahwa orang-orang sudah harus bermigrasi dari layanan WhatsApp ke aplikasi OTT nasional nantinya. Ia juga akan mendorong pemeran OTT nasional untuk mempresentasikan dan memasarkan dengan efektif tentang produknya.

Rudiantara sempat membandingkan jejaring sosial Twitter yang berhasil menggaet sekitar 40 juta unique account di Indonesia. Dengan begitu, target 20 sampai 30 juta pengguna lokal yang memakai layanan OTT nasional diharapkannya bisa sungguh-sungguh tercapai.

"Yang jelas kita akan dukung sepenuhnya, enggak bisa setengah-setengah," sambung Alexander.

Pada Desember 2014 kemarin, perusahaan atau operator telekomunikasi sempat mengeluh bahwa mereka telah mengeluarkan banyak uang untuk membangun infrastruktur.

Ironisnya, pundi keuntungan dari penyediaan infrastruktur ini malah dinikmati sangat besar oleh pemain OTT internasional yang sama sekali tidak memberikan pendapatan untuk operator.

(eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER