Jakarta, CNN Indonesia -- Benda-benda antariksa seperti asteroid banyak yang memiliki potensi menghantam sejumlah area di Bumi. Belakangan tim ilmuwan mengatakan bahwa Inggris menjadi korban hantaman asteroid besar selanjutnya.
Apa yang diprediksi oleh ilmuwan dari University of Southampton bukanlah serangan biasa, melainkan hantaman asteroid yang mengarah ke Samudera Atlantik dan Laut Utara. Ya, asteroid ini bisa memicu gelombang besar tsunami.
Situs
The Telegraph mewartakan, walau Inggris tidak berada di jalur serangan asteroid, namun dampak yang kemungkinan muncul, yakni tsunami, bisa menyerang kawasan Inggris sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim ilmuwan mengatakan telah menemukan sekitar 13 ribu asteroid dan 500 di antaranya memiliki peluang untuk menghantam Bumi.
"Ketika asteroid menabrak Bumi, salah satu masalah terbesar adalah tsunami. Inggris adalah pulau dengan banyak garis pantai dan banyak orang yang tinggal di sana," tutur Clemens Rumpf, salah seorang yang meneliti fenomena ini.
Adapun peta baru yang menunjukan zona berisiko dari hantaman asteroid, yakni di sepanjang benua Eropa, melewati Skandinavia, Jerman, Perancis, dan Spanyol.
Sementara mayoritas wilayah Amerika Serikat dinyatakan tidak terpengaruh, kecuali kawasan Florida dan Louisiana. Kemudian Australia Selatan berpotensi terkena jalur tabrakan asteroid melalui Lake Gairdner National Park yang menuju ke Queensland.
Secara keseluruhan, Inggris bagian tenggara diyakini memang menjadi kawasan paling berisiko. Yang jelas, ilmuwan memprediksi setidaknya batu antariksa tersebut bisa sewaktu-waktu menyerang Bumi dalam kurun 85 tahun ke depan.
Cegah dengan kembangkan aplikasiRumpf mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Armor yang diharapkan bisa membantu organisasi besar seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memutuskan evakuasi masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi hal buruk.
Tak hanya itu, Armor juga bisa memperingatkan PBB agar melayangkan perintah untuk mengirim pesawat antariksa yang bisa menghadang objek luar angkasa yang mematikan.
"Kini kami bisa mengkalkulasi di mana kira-kira dampak kerusakan jika asteroid menabrak Bumi sehingga kita bisa merencanakan evakuasi," sambung Rumpf.
Sementara dosen senior kerdirgantaraan di University of Southampton, Hugh Lewis turut menambahkan, asteroid kecil sering menghantam Bumi dan tidak menimbulkan dampak besar. Namun, menurutnya, tetap saja dari sekarang perlu diadakannya aksi pencegahan karena masyarakat yang hidup 85 tahun ke depan berisiko terkena efek bahaya dari asteroid.
"Kami punya kepadatan populasi yang tinggi di area garis pantai. Peranti lunak Armor tak hanya membuat kita bisa melihat dampaknya, namun juga memberi waktu untuk bersiap diri dari sekarang," ucap Lewis.
(eno)