Jakarta, CNN Indonesia -- Bentrokan yang terjadi antara anggota komunitas Patel dan polisi di Gujarat pada Selasa kemarin, membuat pemerintah India mematikan layanan Internet dan aplikasi pesan instan WhatsApp di seputar Gujarat untuk mencegah terjadinya kericuhan lebih lanjut.
Hardik Patel, penyelenggara Patidar Anamat Andolan Samiti, memimpin protes yang menuntut kesetaraan hak bagi para warga kelas terbelakang di bidang pendidikan dan persaingan lapangan kerja di sektor pemerintahan.
Patel menyatakan anggota dari komunitasnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan pekerjaan dengan gaji yang mencukupi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari situs
The Next Web, setelah ditahan, Patel mengirimkan pesan via WhatsApp kepada para warga yang berisi himbauan untuk menjaga kedamaian di antara masyarakat.
"Saya menghimbau untuk tetap tenang dan menjaga kedamaian. Saya akan menghubungi Gujarat bandh. Keputusan ini dibuat oleh Patidar Anamat Andolan Samiti dikarenakan kekerasan yang telah tersebar luas di dalam negara," tulis Patel di dalam pesan singkatnya.
Dikutip dari situs
IBTimes, semenjak dikirimkannya pesan singkat tersebut, para pendukung Patel menggunakan WhatsApp untuk menyebarkan video dan informasi-informasi lainnya.
Hal tersebut memicu tindak kekerasan yang terjadi di beberapa wilayah seperti Rajkot, Surat, dan Ahmedabad mendorong pihak berwajib setempat memutuskan untuk mematikan koneksi internet di wilayah Gujarat dan memblokir layanan aplikasi messenger WhatsApp.
"Kemarin malam, terdapat kekhawatiran akan disebarkannya rumor-rumor tidak benar dan pegerakan massa melalui WhatsApp," ujar seorang petugas keamanan kepada
NDTV.Polisi tersebut kemudian menyatakan bahwa akses internet dapat digunakan kembali oleh masyarakat Gujarat setelah situasi kembali normal.
(tyo)