Media Sosial dan Pesan Instan Belum Bisa Saingi Email

Aditya Panji | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 14:48 WIB
Email masih jadi alat komunikasi paling efektif di tempat kerja dan akan menjadi media penting dalam lima tahun ke depan.
Ilustrasi kotak masuk pada pesan elektronik. (Thinkstock/Devonyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun telah banyak media komunikasi digital seperti pesan instan, SMS, sampai media sosial, tetapi sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa surat elektronik atau email masih jadi alat komunikasi paling efektif di tempat kerja dan akan menjadi media penting dalam lima tahun ke depan.

Dalam survei online yang melibatkan 400 pekerja kerah putih Amerika Serikat, hampir setengah dari responden mengatakan mereka memakai email untuk kerja dan intensitasnya akan terus meningkat di tahun mendatang.

Lebih dari 90 persen pekerja mengaku mereka memeriksa email pribadi di tempat kerja, dan 87 persen melihat email bisnis di luar jam kerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Email akan tetap menjadi landasan budaya kerja," kata Kristin Naragon, dari perusahaan peranti lunak komputer Adobe Systems Inc, yang ditugaskan dalam jajak pendapat.

Baca juga: Enam Langkah Mudah Melakukan Detoks Digital

Para pekerja ini menghabiskan waktunya selama 6,3 jam sehari untuk memeriksa email, dengan rincian 3,2 jam email pekerjaan dan 3,1 jam email milik pribadi.

Salah satu kekuatan email dibandingkan layanan komunikasi lain adalah, keberadaan fitur yang memungkinkan pengguna melampirkan dokumen ukuran besar dan memiliki ruang untuk menjelaskan secara detail.

Orang Amerika Serikat, menurut Naragon, bahkan terbilang sering mengecek email. Setengah dari responden tercatat masih memantau email ketika sedang liburan.

Hampir 80 persen mengatakan mereka melihat email sebelum pergi ke kantor dan 30 persen mengatakan mereka memeriksa kotak masuk saat masih di tempat tidur ketika pagi hari.

Memeriksa email saat di tempat tidur dan sebelum ke kantor, banyak dialami oleh remaja berusia 18 sampai 34 tahun. Sementara itu lebih dari seperempat generasi milenium ini mengaku memeriksa email saat mengemudi.

Naragon berkata, para responden studi ini menyadari kecanduan mereka dan mencoba untuk mendapatkan kembali keseimbangan hidup yang lebih baik. Sebanyak 40 persen mengatakan mereka telah mencoba untuk menjauhkan diri dari email.

Ketika ditanya tentang apa yang paling menjengkelkan dari email, 28 persen mengatakan tidak suka menggulirkan layar perangkat komputer terlalu jauh untuk membaca seluruh pesan yang begitu banyak.

Jika bisa memilih, sebanyak 40 persen pekerja mengatakan mereka berharap agar bisa menerima email yang lebih sedikit setiap harinya. (adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER