Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian China telah menangkap seorang sopir Uber yang diduga merampok dan menganiaya penumpang perempuan dengan todongan pisau, yang memicu keprihatinan atas isu keselamatan dan keamanan layanan mobil panggilan itu.
Menurut laporan kantor berita
Xinhua, sopir itu menodong pisau kepada perempuan 42 tahun. Mobil yang ditumpangi diberhentikan di terowongan lalu sopir merampas uang tunai lebih dari 5.000 yuan atau sekitar Rp 10,9 juta.
Serangan terjadi di Chengdu, provinsi barat Sichuan, sekitar pukul 2 pagi pada 9 Agustus 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sopir kemudian mengambil beberapa foto perempuan dan mengancam agar tidak melaporkan kepada polisi. Setelah itu sopir pergi ke pinggiran kota dari tempat ia menganiaya perempuan.
Dua pekan kemudian penumpang melaporkan serangan itu ke polisi dan tersangka ditahan dua hari kemudian dengan tuduhan perampokan dan penganiayaan.
Masalah semacam ini telah merusak reputasi Uber dan memicu gangguan citra pada layanan mobil panggilan berbasis aplikasi yang lain.
Pengelola Uber di China tak segera menjawab permintaan berkomentar dari
Reuters.Masalah keamanan dari layanan mobil panggilan di China telah menjadi perhatian khusus pemerintah China sejak Juni 2014, ketika seorang sopir diduga melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan mabuk yang menggunakan layanan Uber.
Selain Uber, di China juga ada layanan serupa bernama Didi Kuaidi yang pendanaannya didukung oleh investor Tencent Holdings dan Alibaba Group. Ada juga pemain yang lebih kecil Yidao Yongche.
(adt)