Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan peranti lunak Uber yang memberi jasa mobil panggilan dilaporkan telah menutup babak investasi baru senilai hampir US$ 1 miliar yang membuat perusahaan itu kini bernilai US$ 51 miliar atau sekitar Rp 688,7 triliun.
Sejumlah sumber yang dekat dengan investasi ini mengatakan kepada
The Wall Street Journal, bahwa salah satu investor yang mendanai Uber adalah Microsoft dan perusahaan konglomerat media Bennett Coleman & Co's Times Internet asal India (The Times Group).
Namun, menurut laporan
Bloomberg, hingga saat ini Microsoft masih mempertimbangkan untuk berinvestasi di Uber dan belum membuat keputusan akhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Uber Buka Program Sewa Mobil untuk PengemudiSementara itu, juru bicara Uber enggan mengomentari spekulasi terkait pendanaan baru ini, namun mengakui perusahaan membuka babak investasi baru.
"Kami mengajukan pendanaan baru ini lebih dari dua bulan lalu," kata juru bicara Uber, Kristin Carvell, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (31/7). "Kami tidak mengomentari spekulasi tambahan."
Pada Maret lalu, Uber mengakui bahwa The Times Group akan berinvestasi sekitar US$ 16 juta sebagai bagian dari "kemitraan strategis."
Beberapa waktu lalu Uber mengatakan bakal menginvestasikan US$ 1 miliar di India selama sembilan bulan ke depan, untuk memperluas layanan di pasar terbesar di luar Amerika Serikat.
Uber didirikan di San Francisco, California, Amerika Serikat, oleh Travis Kalanick dan Garreth Camp pada 2009 silam. Perusahaan rintisan ini dengan cepat meningkatkan valuasi mereka.
Google dan Alibaba merupakan dua perusahaan teknologi besar yang sebelumnya sempat berinvestasi di Uber.
Aplikasi Uber menghubungkan para sopir mobil dengan penumpang dan membayar tarif perjalanan dengan kartu kredit yang sebelumnya telah didaftarkan.
(adt)