Pegiat Teknologi Minta Pemerintah Dukung Penelitian OpenBTS

Aditya Panji | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2015 16:12 WIB
Komunitas teknologi meminta pemerintah dukung teknologi alternatif lain macam OpenBTS yang bisa dipakai untuk infrastruktur telekomunikasi.
Ilustrasi pengguna ponsel pintar. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah pemerintah dan tiga operator seluler mendukung uji teknis balon udara Google untuk menyebar akses Internet memanfaatkan spektrum 900 MHz, komunitas teknologi Indonesia meminta pemerintah memberi perlakukan sama terhadap teknologi alternatif lain macam OpenBTS yang bisa dipakai untuk infrastruktur telekomunikasi.

Komunitas teknologi yang antara lain terdiri atas ICT Watch, Air Putih, Onno Center, dan Forum Demokrasi Digital, meminta pemerintah untuk mengizinkan pemanfaatan frekuensi 900 MHz untuk penelitian dan pengembangan OpenBTS.

Permintaan ini bukan tanpa alasan. Mereka memakai dasar netralitas teknologi seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. ICT Watch menilai di sini pemerintah harus "memfasilitasi netralitas teknologi agar industri dapat menggunakan teknologi nirkabel yang paling efisien dengan ekosistem yang mendukung."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny Budi Utoyo menjelaskan, pada intinya netralitas teknologi adalah mengharuskan suatu regulasi dapat diterapkan pula pada teknologi alternatif yang ada, tidak boleh hanya berlaku bagi jenis teknologi yang telah/sedang digunakan saja atau yang dianggap primadona/unggulan saja.

"Untuk itu, pemerintah haruslah melakukan upaya yang sama agar teknologi alternatif, semisal OpenBTS, diperkenankan pula menggunakan frekuensi 900 MHz untuk penelitian dan pengembangannya," tutur Donny dalam siaran pers yang diterima CNN Indonesia.

OpenBTS merupakan base transceiver station (BTS) GSM berbasis peranti lunak yang dihubungkan dengan peranti keras komputer dengan antena penerima dan pemancar. Dengan perangkat macam ini, pengguna ponsel dan kartu SIM GSM yang terhubung dengan OpenBTS bisa saling melakukan panggilan telepon dan berkirim SMS sehingga tak memerlukan jaringan operator seluler komersial.

Selain komunikasi telepon dan SMS, teknologi OpenBTS yang proyek awalnya dijalankan oleh Harvind Samra dan David A. Burgess, kini juga dapat menyediakan akses Internet 3G.

Lembaga Air Putih yang gencar melakukan penelitian soal OpenBTS, meminta pemerintah mendukung teknologi tersebut dapat diteliti di kampus agar mahasiswa dapat belajar soal telekomunikasi seluler.

Dalam sebuah laporan penelitian Air Putih yang diterbitkan pada November 2012, lembaga ini menilai OpenBTS dapat dijadikan media belajar yang efektif pada bidang telekomunikasi seluler. Selama ini bidang telekomunikasi seluler adalah dunia yang tidak bisa disentuh karena teknologinya dikuasai penuh oleh para operator dan vendornya.


"Namun dengan adanya OpenBTS pada mahasiswa dan praktisi IT bisa dengan leluasa melakukan studi dan uji coba pada dunia seluler ini," tulis penelitian tersebut.

Direktur Eksekutif Air Putih, Agung Riyadi meyakini, perangkat yang mereka teliti tersebut bisa menjadi motivasi dan media belajar agar Indonesia bisa melahirkan teknologi-teknologi lain.

Agung pun menilai OpenBTS berguna untuk sarana telekomunikasi di desa atay daerah yang belum terpenuhi infrastruktur seluler, agar komunitas di daerah tersebut dapat saling telepon atau berkirim SMS secara gratis di lingkungan yang masih terjangkau OpenBTS.

Selain itu, OpenBTS juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana telekomunikasi di daerah bencana alam yang infrastruktur telekomunikasinya hancur.

(adt/eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER