Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok peretas bernama Anonymous yang mengancam akan melakukan serangan siber terhadap kelompok militan ISIS membuktikan aksinya.
Anonymous beberapa hari lalu mengancam ISIS bakal memberlakukan operasi terbesar sebagai bentuk perlawanan pasca tragedi bom di Paris. "Tunggu saja serangan siber yang masif. Kami menyatakan perang. Bersiaplah," tutur orang bertopeng di dalam video yang mereka unggah.
Dari situs BGR, kelompok Anonymous baru saja merilis daftar 900 akun Twitter yang berhubungan dengan ISIS yang berhasil diblokir. Serangan awal tersebut dinilai penting sebab selama ini ISIS memang memanfaatkan media sosial seperti Twitter sebagai alat propaganda dan perekrutan anggota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mudah bagi pihak ISIS untuk menciptakan akun Twitter baru, tentunya butuh waktu panjang untuk menggaet banyak pengikut atau follower dan menguatkan pesan kepada mereka.
Pemblokiran akun Twitter ini mungkin masih sebatas permainan 'kejar-kejaran' namun dianggap mampu mengacaukan metode perekrutan yang diterapkan ISIS.
Bagi Anonymous serangan di Paris itu tidak bisa dimaafkan. Mereka akan melacak keberadaan para simpatisan ISIS dengan melacak mulai dari alamat IP akun Twitter kelompok tersebut.
Pihak ISIS sebelumnya sempat menanggapi ancaman Anonymous dengan menyebarkan pesan kepada para anggota militan agar tidak membuka tautan apapun yang tak jelas sumbernya.
Lalu mereka juga akan mengubah alamat IP secara berkala dan menyarankan agar tidak berbicara dengan orang-orang yang tak dikenal melalui Telegram ataupun
direct message di Twitter.
Ini bukanlah pertama kalinya Anonymous menyatakan perang dengan ISIS. Sebelumnya, pasca insiden penyerangan sekelompok orang bersenjata di kantor redaksi majalah Charlie Hebdo di Perancis, grup ini juga menyatakan sikap yang sama.
Tragedi bom di Paris tak hanya menjadi duka bagi negeri Eiffel, melainkan seluruh dunia. Pasalnya, 129 korban tewas dan 352 korban luka pada tragedi di enam titik ibu kota itu datang dari beragam belahan Bumi.
Para korban termasuk siswa, guru, jurnalis, arsitek, pengacara, atlet, hingga musisi, termasuk Nick Alexander asal Inggris, manajer bagian cendera mata band Eagles of Death Metal yang tengah manggung saat peristiwa itu terjadi.
(tyo/tyo)