Jakarta, CNN Indonesia -- Akhir pekan lalu, badak berusia 41 tahun bernama Nola meninggal dunia. Dia telah hidup di Kebun Binatang San Diego, California, selama kurang lebih 27 tahun. Kematian Nola menandai hanya ada tiga badak putih utara yang tersisa di dunia.
Nola, yang berbobot 1.800 kg, sebelumnya telah menjalani operasi pada 13 November sebagai upaya menyembuhkan infeksi abses. Tetapi kondisinya terus memburuk hingga Sabtu dan akhirnya menyuntikkan obat mematikan dosis tinggi atau eutanasia kepada Nola.
"Kondisi Nola terus memburuk dan kami membuat keputusan sulit untuk menidurkan dirinya," tulis Kebun Binatang San Diego dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Wired.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nola sebelumnya hidup di Sudan. Ia ditangkap untuk menghindari perburuan pada 1975 dan ditempatkan di Kebun Binatang Dvuur Kralove, Republik Ceko. Pada 1989, Nola dipindahkan ke San Diego yang sebelumnya berhasil mengembangbiakan kerabat dekat badak putih utara, yaitu badak putih selatan. Saat ini kondisi badak putih selatan belum terancam punah.
Sekarang, hanya ada dua badak putih utara betina yang tersisa di planet ini dan keduanya tidak dapat melakukan reproduksi, menurut laporan
The New York Times.
Satu jantan badak putih utara yang masih hidup juga dalam kondisi serupa, di mana jumlah spermanya sangat rendah. Ketiga badak tersebut ada di pusat Konservasi Ol Pejeta di Kenya.
“Kami benar-benar hancur atas kerugian ini, tetapi kami memutuskan untuk berjuang lebih keras menghadapi akhir kepunahannya,” tulis Kebun Binatang San Diego.
Badak putih utara terakhir berada di alam liar pada 2006. Ia menjadi sasaran perburuan cula.
Pengelola Kebun Binatang San Diego telah menyimpan sperma juga jaringan testis dari Nola, serta Dinka dan Angalifu yang sebelumnya juga berada di San Diego. Para ahli biologi berencana menanamkan embrio badak putih utara ke rahim badak putih selatan yang jumlahnya kurang dari 20 ribu.
(adt)