Indosat dan XL Bersatu demi Proyek Kabel Optik Palapa Ring

Aditya Panji | CNN Indonesia
Selasa, 24 Nov 2015 21:35 WIB
Indosat Ooredoo dan XL Axiata akan membentuk konsorsium demi ikut proyek pembangunan kabel serat optik Palapa Ring yang didukung oleh pemerintah.
Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli. (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo dan XL Axiata akan membentuk konsorsium demi menggarap proyek pembangunan kabel serat optik Palapa Ring yang akan menghubungkan Indonesia dengan layanan telekomunikasi.

Selain XL dan Indosat, konsorsium ini juga akan diisi oleh PT Alita Praya Mitra. XL bakal jadi lead konsorsium ini, sementara Indosat co-lead, dan Alita sebagai anggota.

Presiden Direktur dan CEO Indosat, Alexander Rusli mengatakan, pihaknya akan menyumbang sekitar 30 persen dari biaya pembangunan. XL disebutnya lebih besar, sementara Alita lebih kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alexander menambahkan, sekarang ini diskusinya konsorsium bakal mengikuti proyek Palapa Ring untuk paket kawasan Barat dan Tengah. “Sementara diskusinya antara tengah dan barat. Atau dua-duanya,” tutur Alexander usai jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/11).

Seperti diketahui, delapan perusahaan telah lulus prakualifikasi proyel Palapa Ring dan akan mengikuti tender di tiga paket yang ditawarkan, yaitu paket pembangunan di wilayah Barat, Tengah, dan Timur.

Sejumlah perusahaan yang telah mengikuti prakualifikasi Palapa Ring adalah Telkomsel dan iForte Solusi Infotek. Selain itu ada pula empat konsorsium, meliputi: Konsorsium Mora Telematika Indonesia—Ketrosden Triasmitra, Konsorsium Super Sistem Ultima—Huawei, Konsorsium Pandawa Lima, Konsorsium Matra Mandiri Prima—Hitachi High Technologies Indonesia—Partibandar Utama.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan, pembangunan serat optik ini dilakukan di 50 sampai 60 kabupaten kota di Indonesia yang total nilanya mencapai US$ 230,64 juta.

Rudiantara melanjutkan, para pemenang tender akan melakukan pembangunan dan pengoperasian selama 15 tahun dan disubsidi dari dana Universal Service Obligation (USO) atau Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi.

Soal subsidi itu, Alexander berkata hendak mempertanyakan insentif atau jaminan pasar yang rencananya diberi pemerintah. Termasuk, subsidi jika terjadi gangguan pada kabel serat optik di bawah laut. Ini disebut Alexander sebagai tantangan terbesar dalam mengelola kabel di laut.

“Kalau kita bicara bisnis model, yang masuk akal itu harus dihitung kalau ada masalah. Masalah-masalah itu harus diantisipasi dalam bentuk angka,” tutur Alexander.

Jika sebuah kabel laut putus, Alexander menekankan bahwa perbaikannya bisa makan waktu sebulan karena membutuhkan kapal khusus untuk menjangkaunya. Berbeda dengan kabel serat optik di darat yang masalahnya bisa diselesaikan secara cepat.

Proyek Palapa Ring bakal dikerjakan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

Dalam hal ini, para pemenang lelang atau pihak yang ditunjuk langsung bakal membentuk KPBU dengan badan hukum Perseroan Terbatas (PT).

Menkominfo akan berperan sebagai Penanggungjawab Proyek Kerjasama (PJPK) untuk membiayai sejumlah bagian kebutuhan dana pembangunan dan bisa memberi insentif kepada pihak yang terlibat dengan memanfaat dana USO. (adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER