Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu warga di beberapa desa barat laut Spanyol dikejutkan oleh sumber mata air mereka yang berubah warna menjadi merah. Spekulasi bermunculan, namun sebagian peneliti percaya bahwa warna itu bukan jejak dari aksi pembunuhan, melainkan sebuah peristiwa alamiah.
Peristiwa ini sempat memunculkan spekulasi di kalangan warga yang menyalahkan segala sesuatu dan menyebabkan tanda-tanda peristiwa “hujan darah.”
Para peneliti tergugah untuk memelajarinya dan terungkap bahwa penyebab warna merah itu berasal dari ganggang mikroskopik yang menjamur saat musim hujan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spanish Foundation for Science and Technology menyatakan, seorang warga bernama Joaquín Pérez awalnya mengumpulkan sampel air yang berwarna merah itu dan mengirimnya ke tim peneliti di University of Salamanca.
Dari sini terungkap, sumber air itu telah tercemar ganggang air yang bernama Haematococcus pluvialis.
Diketahui H. pluvialis ini memproduksi pigmen merah ketika mereka menderita stres. Tim peneliti cukup tercengang bisa mendapati H. pluvialis yang umumnya ditemukan di Amerika Utara dan garis pantai Atlantik di Eropa.
"Jadi ganggang ini sudah pasti datang dari suatu tempat," ucap ahli geologi Javier Fernández-Lozano.
Analisis data cuaca di sana juga menunjukan bahwa kemungkinan ganggang H. pluvialis ini 'nebeng' dengan hembusan angin yang akhirnya bisa mendarat di Spanyol bagian barat. Tetapi, untuk saat ini, asal usul ganggang tersebut masih dipertanyakan.
Bakteri di dalam keluarga Chromatiaceae ini juga dilaporkan menyebabkan 'hujan darah' serupa di danau Texas, Amerika Serikat pada 2011 silam.