Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono mengatakan, penetrasi fixed broadband ke rumah-rumah masih di bawah 15 persen dan penggunanya baru 4,3 juta orang di seluruh Indonesia.
Dia menyebut berarti masih ada lebih dari 85 persen rumah yang belum terhubung dengan serat kabel optik untuk jaringan internet tetap tersebut.
Oleh karena itu, Mastel bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan PT Huawei Tech Investment selaku penyedia infrastruktur fixed broadband untuk mendukung percepatan penerapan fixed broadband ke rumah-rumah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Deklarasi ini adalah bentuk dukungan seluruh elemen terhadap fixed broadband dalam rangka mendukung target pemerintah broadband plan sampe 2019," kata Kristiono, Ketua Umum Mastel saat acara Indonesia FTTH Association Summit di Jakarta, Rabu (27/04).
Untuk bisa menghadirkan jaringan fixed broadband yang mampu menyediakan kapasitas berbagi bandwidth hingga 10 Gbps tersebut, akan diterapkan sharing infrastruktur dan kebijakan open access.
"Ada satu infrastruktur yang bisa dipakai bersama dan open untuk semua. Sehingga pelanggan pun tidak dirugikan. Sekarang ini ada sebagian yang merasa dirugikan karena di area tertentu sifatnya monopoli sehingga tak punya pilhan lain," lanjut Kris.
Dengan menerapkan sharing infrastruktur, Kris berharap hal tersebut bisa menekan nilai investasi yang harus dikeluarkan untuk membangun infrastruktur fixed broadband.
"Investasi untuk fixed broadband itu jauh lebih mahal ketimbang wireless broadband. Sharing infrastruktur ini bisa jadi solusinya," tutup Kris.
(tyo)