Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menjalani sejumlah diskusi, wacana penyesuaian tarif interkoneksi operator seluler Indonesia dikatakan akan turun 25 persen.
Tarif interkoneksi selama ini masih menggunakan metode simetris alias dibebankan secara sama ke semua operator, baik dari sisi jumlah pelanggan, infrastruktur dan sebagainya.
Sementara biaya jaringan ditentukan oleh biaya investasi penggelaran jaringan operator tujuan. Biaya investasi ini dipengaruhi oleh coverage, trafik yang disalurkan, dan utilisasi jaringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan soal hasil diskusi menyoal interkoneksi bersama pemerintah yang dalam hal ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Turunnya sekitar 25 persen. Semoga peraturan resminya sudah bisa keluar awal Juni besok," ucap Dian kepada sejumlah media.
Ia menyambung, "masih butuh adjustment soal billing carrier dan lain sebagainya. Prosesnya bisa sampai dua sampai tiga bulan. Yang jelas implementasinya tahun ini."
Meski Dian tidak membeberkan secara spesifik kapan terakhir perwakilan operator bertemu dengan Menkominfo, ia pun mengaku angka tersebut memang tidak sesuai harapannya sejak awal.
"Inginnya 40 persen kan. Kalau memang masih bisa berubah, ya kita sih maunya semakin diturunkan angkanya," tutur Dian, sembari berkelakar.
Tak hanya XL yang sejak awal berharap tarif interkoneksi turun 40 persen, namun Smartfren juga. Angka 40 persen dinilai mampu membuat biayanya jadi jauh lebih murah.
Sebelumnya pada pekan lalu, Mekominfo Rudiantara sempat mengatakan bahwa kemungkinan angka turunnya biaya interkoneksi bisa mencapai 20 persen, namun kala itu baru sebatas perkiraan.
"Kemarin habis dibahas lagi sama pemerintah dan BRTI. Ya walaupun tidak sampai 40 persen, angkanya mencapai 25 persen lah," ungkap Dian.
Diketahui tarif interkoneksi yang saat ini diberlakukan di industri hanya di bawah 20 persen dari tarif ritel lintas operator (off net) yang dibayarkan oleh pelanggan. Biaya interkoneksi itu sendiri Rp250 terhadap tarif ritel lintas operator yang rata-rata Rp1.500.
Biaya interkoneksi merupakan salah satu komponen dari tarif ritel, selain biaya produksi, promosi, dan margin keuntungan.
(eno)