Jakarta, CNN Indonesia -- Twitter melakukan perubahan di tengah tren pembuatan konten video untuk meningkatkan daya saingnya. Layanan mikroblog 140 karakter itu kini memungkinkan pengguna mengunggah video dengan durasi hingga 140 detik.
Perubahan ini kembali menyoroti kebijakan baru CEO Jack Dorsey yang memperjuangkan Twitter untuk meningkatkan jumlah pengguna dan pendapatan, sekaligus bersaing dengan YouTube dan Facebook yang makin disesaki konten video original dan berkualitas.
Durasi 140 detik ini lima kali lebih panjang dibandingkan batas 30 detik yang sebelumnya berlaku di Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, perusahaan juga memperpanjang durasi video di Vine yang kini juga mencapai 140 detik dari sebelumnya hanya 6 detik.
Upaya Twitter memperpanjang durasi ini dilakukan untuk memberi waktu lebih luas kepada kreator dan bersaing dengan Instagram yang memungkinkan pengguna mengunggah video 60 detik, Facebook Live dengan batas 45 menit, dan Snapchat hanya 10 detik.
Twitter bahkan menjanjikan sejumlah penerbit akan bisa membuat video selama 10 menit yang memakai “alat penerbit profesional.”
Selain itu, demi merayu kreator, Twitter pun memungkinkan pembuat video di Vine untuk menghasilkan uang dari konten ciptaannya. Caranya, dengan mengizinkan video iklan tayang sebelum video buatan kreator diputar.
Dalam sebuah publikasi di blog resmi perusahaan, Selasa (21/6), Twitter berkata jumlah kicauan dengan konten video di layanan mereka telah meningkat 50 persen sejak awal 2016.
“Peranan video jadi semakin penting dalam percakapan
real-time di Twitter,” tulis Jeremy Rishel, Head of Product Development for Creators Twitter.
Pada kesempatan ini Twitter juga meluncurkan aplikasi Twitter Engage, sebuah aplikasi mobile yang memungkinkan pengguna dengan jumlah
follower besar untuk melacak reaksi pengguna lain atas konten atau kicauan, serta mengetahui apa yang dibicarakan
follwer tentang kicauan itu.
Pengumuman ini diungkap Twitter sehari setelah mereka mengakuisisi perusahaan Magic Pony Technology asal Inggris, yang memiliki mesin kecerdasan buatan menganalisis gambar untuk memberikan konten video agar foto yang lebih baik.
(adt/eno)