Jakarta, CNN Indonesia --
Perusahan peranti lunak jaringan transportasi Grab meraih hasil manis dari aksinya memangkas biaya subsidi yang ternyata tetap memberi pertumbuhan signifikan bagi layanan di Indonesia.
Pendiri dan CEO Grab Anthony Tan mengatakan, layanan ojek motor GrabBike mengalami pertumbuhan 300 persen pada semester pertama 2016 kendati Grab melakukan pengurangan subsidi 50 persen kepada pengemudi dan penumpang pada setiap perjalanan yang diselesaikan.
“Ini menunjukkan tingginya engagement pada layanan Grab. Ini alasan kami untuk fokus pada teknologi,” katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/7).
Sementara untuk gabungan layanan GrabCar dan GrabBike, diklaim mengalami pertumbuhan 250 persen sejak pertengahan 2015 sampai semester pertama 2016.
Perusahaan asal Malaysia itu akan mengalokasikan investasi terbesarnya di Indonesia yang disebut Anthony sebagai "kesempatan terbesarnya," namun secara perlahan terus memangkas subsidi.
Pemangkasan subsidi perlu dilakukan para pemain di bisnis ini agar mereka tak selamanya "membakar uang" dan fokus membangun bisnis yang berkelanjutan.
Anthony berpendapat dalam persaingan aplikasi transportasi online, hal yang tak kalah penting adalah bagaimana meningkatkan produktivitas dan pendapatan mitra. Begitu pengemudi menurunkan penumpang di suatu tempat, beberapa saat kemudian dia sudah mendapatkan penumpang dan pekerjaan lain.
“Ini tentang berapa banyak pengemudi yang mendapat penumpang lalu duduk di belakangnya, dan berapa banyak subsidi yang Anda bayar. Jika mengeluarkan subsidi terlalu besar, Anda membakar uang tunai sampai tak tersisa untuk besok. Anda tak bisa memiliki jutaan pengemudi. Ini bukan suatu relevansi solusi jangka panjang untuk menyelesaikan masalah jangka panjang,” ujar Anthony.
Grab mengaku tidak bisa selamanya memberi subsidi untuk mempertahankan mitra tetap bekerja untuk mereka. Strategi jangkah panjang yang diambil adalah memberi lebih banyak pekerjaan kepada mitra melalui teknologi yang terus dikembangkan memanfaatkan big data sampai kecerdasan buatan.
Grab juga menjaga agar tidak terjadi ketersediaan pengemudi (supply) yang sangat besar dibandingkan dengan permintaan (demand) pasar. Jika ketersediaan pengemudi terlalu besar, Anthony khawatir pengemudi sulit dapat pekerjaan dan uang.