Jakarta, CNN Indonesia -- Kendala teknis pada baterai Galaxy Note 7 berujung menjadi hal buruh dalam sejarah. Bukan hanya harus menarik kembali
(recall) dari pasar global, Samsung pun memutuskan untuk menghentikan sementara penjualan ponsel
flagship terbarunya itu.
Menyusul sejumlah insiden yang terjadi pada pengguna di beberapa negara, perusahaan penerbangan di dunia pun memutuskan untuk melarang pengguna membawa Galaxy Note 7 saat sedang mengudara.
Langkah kebijakan tersebut dilakukan oleh otoritas penerbangan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Arab Saudi, Jepang, Filipina, Vietnam, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbauan bukan sekedar pelarangan untuk menggunakan atau mengisi ulang baterai Galaxy Note 7 saat terbang, tetapi sejumlah maskapai memastikan penumpang yang membawa ponsel tersebut harus benar-benar mematikan jaringan selulernya bukan hanya diubah dalam modus pesawat terbang.
Pelarangan ketat sejumlah negara terhadap Galaxy Note 7 diberlakukan setelah produsen mendapati adanya permasalahan pada baterai ponsel mereka.
"Penumpang yang membawa Galaxy Note 7 harus benar-benar mematikan selulernya, tidak dalam modus pesawat terbang dan juga dilarang mengisi baterai selama berada di pesawat," kata Manajer Humas Garuda Indonesia Sheila kepada
CNNIndonesia.com.
Pelarangan yang dilakukan oleh sejumlah maskapai terkait dengan instruksi langsung dari otoritas penerbangan internasional (FAA).
Di Indonesia, pelarangan untuk membawa Galaxy Note 7 saat terbang juga dilakukan oleh maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia serta Grup Lion yakni Lion Air, Batik Air, dan Wings Air.
Senada dengan Sheila, Public Relations Manager Lion Air Group, Andy M Saladin juga mengatakan pelarangan tersebut dilakukan untuk menjaga keselamatan dan keamanan penumpang selama penerbangan.
"Kami mohon kerja sama dari penumpang untuk mengikuti imbauan ini. Perangkat Galaxy Note 7 agar tidak diaktifkan selama penerbangan, tidak melakukan isi ulang baterai, dan tidak memasukkan perangkat tersebut dalam bagasi saat
check-in," ungkapnya dalam keterangan resmi dikutip Selasa (13/9).
 Pengumuman pemberitahuan untuk tidak men-charge dan menyalakan Samsung Galaxy Note 7 di pesawat Garuda Indonesia (Dok. Istimewa) |
Sejauh ini pihak maskapai penerbangan telah melakukan imbauan berupa pengumuman tertulis di
counter check in dan
boarding, pengumuman secara lisan saat
boarding announcement, dan pengumuman resmi di situs masing-masing.
Imbauan pelarangan penggunaan Galaxy Note 7 berlaku hingga ada perkembangan lebih lanjut dari FAA.
Selain maskapai asal Indonesia, sejumlah maskapai lain seperti Etihad Airways, Qantas Airlines, Virgin Australia, Singapore Airlines juga secara resmi mengeluarkan pelarangan serupa.
"Mengikuti penarikan global oleh Samsung untuk produk Galaxy Note 7, Etihad Airways melakukan tindakan pencegahan untuk melarang penggunaan ataupun pengisian ulang baterai Note 7 di dalam pesawat, hingga Samsung memperbaiki masalah mereka," tulis pernyataan resmi pihak Etihad.
FAA Pernah Keluarkan Larangan SerupaReaksi FAA yang melarang Galaxy Note 7 untuk ikut mengudara sebenarnya bukan yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya FAA juga telah memperingatkan bahaya baterai lithium (Li-Ion) selama penerbangan.
Mengutip
BBC, di awal tahun 2016 FAA juga telah mendesak maskapai penerbangan untuk mempertimbangkan resiko saat membawa kargo berisi baterai lithium.
Dibandingkan disimpan dalam kargo, FAA menyarankan penumpang yang membawa perangkat dengan baterai lithium berkapasitas besar membawanya ke dalam kabin. Opsi lain yang dianggap paling aman yakni dengan mematikan perangkat dengan baterai lithium selama penerbangan.
Samsung Imbau Pengguna Lakukan PenukaranMenanggapi kegelisahan pengguna dan penolakan dari berbagai pihak, Samsung diketahui telah menarik Galaxy Note 7 dari pasar global. Sebagai gantinya, perusahaan asal Korea Selatan ini bersedia untuk membuka gerai untuk menukarkan Galaxy Note 7 dengan ponsel pengganti yang dianggap memiliki baterai aman.
Penukaran akan dilakukan di 10 gerai termasuk di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Proses penukaran akan dibuka sejak 19 September nanti.
"Kami mempercepat penarikan perangkat Galaxy Note 7 supaya pengguna bisa sesegera mungkin menukarkan ponselnya," ungkap Kepala Bisnis Ponsel Samsung Koh Dong-jin dalam pernyataan resminya.
Selain membuka gerai penukaran, di beberapa negara Samsung memberikan penawaran berupa pengembalian uang hingga perbaikan unit yang rusak. Sementara itu, pihak Samsung Indonesia memilih untuk mengembalikan uang pemesan dan memunda sementara penjualan Galaxy Note 7 hingga batas waktu yang belum bisa dipastikan.
"Mulai 30 September mendatang Samsung akan melakukan pengembalian dana pembelian secara utuh kepada konsumen yang telah melakukan pre-order," pungkas Marketing Director IT & Mobile Samsung Electronics Indonesia Vebbyna Kaunang kepada
CNNIndonesia.com melalui surat elektronik, beberapa waktu lalu.
Penarikan dan penghentian penjualan untuk sementara tidak belaku untuk daratan China. Pihak perusahaan mengkonfirmasi komponen baterai yang digunakan berbeda dan tidak mengalami gangguan teknis.
Meski tidak mengungkap berapa banyak unit yang ditarik dari pasar, sejauh ini Samsung diketahui telah menjual 2,5 juta unit Galaxy Note 7 di seluruh dunia. Insiden ini disinyalir menjadi kegagalan terbesar Samsung yang bisa berdampak pada reputasi penjualan di masa depan.
(evn/tyo)