Jakarta, CNN Indonesia -- Awal pekan lalu,
Twitterland dibuat heboh dengan kicauan komedian Ernest Prakasa, akun media sosial miliknya diserang sejumlah tweet negatif. Kecaman bermula ketika Ernest mengunggah status di akun pribadinya.
"JK dengan hangat menjamu Zakir Naik, orang yang terang-terangan mendanai ISIS. Sulit dipahami," tulis Ernest.
Ia mengaku menulis itu setelah membaca sebuah berita dari Daily Mail berjudul "
Controversial preacher Zakik Naik's banned Islamic organization gave Rs 80,000 to ISIS recruit who planned Republic Day terror attack" bertanggal 22 November 2016.
Tidak lama, komentar Ernest dibanjiri protes. Lantas ia menghapus cuitan kontroversial tersebut dan menulis serial tweet berujung permintaan maaf kepada sejumlah netizen yang tersinggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengucapkan permintaan maaf sekaligus terima kasih kepada Jusuf Kalla karena tidak mempersoalkan tuduhannya.
"Dengan segala kerendahan hati, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wakil Presiden atas pernyataan di media massa terkait twit saya, dimana Bapak Wakil Presiden telah memaafkan kekhilafan saya yang telah mengeluarkan pernyataan di Twitter dengan hanya mengacu kepada portal berita yang belum tentu valid pemberitaannya, tanpa mengetahui lebih banyak fakta yang ada," tulis Ernest di akun Twitter miliknya.
Aktivis media sosial Enda Nasution menilai reaksi sejumlah netizen terhadap Ernest Prakasa berlebihan. Ernest banjir kecaman lewat akun Twitter miliknya setelah mengomentari pertemuan Pendakwah, Zakir Naik dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Komentar saja ya, mungkin agak
nyinyir tapi banyak yang lain lebih kasar atau keras," ucap Enda terkait tweet Ernest soal pertemuan Zakir Naik dan Jusuf Kalla kepada
CNNIndonesia.com melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (8/3).
Ia juga menyebut reaksi berlebihan itu dari munculnya ancaman kekerasan untuk Ernest dan keluarga.
Enda melihat kasus ini menjadi besar lantaran Ernest kadung dianggap salah satu pendukung calon gubernur DKI Jakarta. Terlebih menurutnya ia berasal dari etnis Tionghoa juga.
"Sebenarnya
tweet dia biasa aja ya," imbuh Enda.
Enda lanjut berkomentar bahwa kecaman yang dialamatkan kepada Ernest tidak bisa mewakili semua pengguna internet di Indonesia.
"Ini tidak bisa digeneralisasi netizen ya karena yang melakukan juga akun-akun tidak jelas dan tujuannya untuk mengintimidasi,” tambah Enda.
Komentar Enda dimaksudkan ke akun seperti @TerorisSocmed yang mengunggah foto istri dan dua anak Ernest ke publik.
(tyo)