Jakarta, CNN Indonesia -- Grab mengumumkan berdirinya pusat riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia. R&D Grab pertama di Indonesia itu direncanakan menghasilkan 200 teknisi hingga akhir tahun.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebut R&D itu berdiri di tanah seluas 4500 meter persegi di Kebayoran Selatan, Jakarta. Tempat tersebut juga akan menjadi rumah bagi teknisi yang Grab rekrut dari dalam dan luar negeri.
R&D Grab ini sejatinya merupakan penjelmaan dari markas Kudo. Salah satu pendiri dan CEO Kudo Albert Lucius membenarkan hal itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, kantor Kudo itu ada dua, yaitu Kudoplex 1 dan Kudoplex 2, nah yang Kudoplex 2 itu yang diubah menjadi R&D Grab," ujar Albert saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (18/5).
Albert menuturkan R&D tersebut menempati lantai dua, tiga, dan empat, Kudoplex 2. Alhasil Kudoplex kini menjadi tempat kerja bagi karyawan Kudo dan teknisi Grab.
Kudo sendiri adalah perusahaan rintisan Indonesia yang belum lama diakuisisi oleh Grab. Akuisisi tersebut dilakukan Grab untuk memperluas jangkauan layanan mereka terutama di solusi pembayaran nontunai.
Sementara itu, Grab yang pada awal Februari lalu mengumumkan investasi senilai US$700 juta di Indonesia memang berniat mendirikan pusat riset dan pengembangan di Indonesia. Sebagai komitmen investasi, pembangunan R&D di dalam negeri dipercaya sebagai bentuk keseriusan mereka dalam berbisnis.
Dengan pengumuman tadi merupakan upaya Grab untuk mencapai mimpi besar mereka berbisnis di Indonesia di tahun 2020. Grab berhasil memilki pusat penelitian hanya dalam kurun tiga bulan.
Pusat R&D di Jakarta merupakan pusat riset keenam yang Grab miliki di seluruh dunia setelah Singapura, Beijing, Bengaluru, Seattle, dan Ho Chi Minh City. Hingga akhir tahun ini, Grab menargetkan bisa merekrut 200 teknisi untuk dipekerjakan di pusat riset di Jakarta.