Jakarta, CNN Indonesia -- Teknologi yang saat ini tampak sebagai teknologi masa depan, seiring perjalanan waktu malah bisa jadi tak lagi digunakan. Satu-satunya cara bertahan di industri yang serba cepat dan keras ini adalah terus belajar.
Beberapa waktu lalu, internet adalah barang baru yang berhasil mendisrupsi berbagai "kecanggihan" dimasanya. Internet pun berhasil menggeser kejayaan kepingan CD dan DVD dengan layanan
cloud-nya.
Saat ini, kemunculan automasi, kecerdasan buatan (AI) dan
software, infrastructure, platform, atau apapun berbasis layanan tengah menjadi tren.Tren ini diperkirakan bakal menggusur beberapa pekerjaan yang selama ini sudah ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
InfoWorld, berikut beberapa prediksi pekerjaan yang akan tergusur seiring dengan penggunaan beragam automasi.
Programmer bahasa akan mati
Mereka yang bekerja dengan sistem-sistem lama sudah dapat dipastikan akan punah. Pekerja dengan kemampuan ini memang jarang ditemukan saat ini dan mereka masih dibayar mahal. Tapi kemampuannya justru akan kian usang dan tak terpakai.
"Siapapun dengan jabatan 'operator komputer', mereka yang bekerja dengan mainframe, atau berurusan dengan penyimpan pita (tape), mereka akan segera hilang," jelas Elizabeth Lions, pelatih eksekutif, penulis, dan Presiden Lionsology, perusahaan konsultan kepemimpinan.
Hal yang sama akan terjadi dengan bahasa C atau C++.
Semakin spesifik kemampuan Anda dengan bahasa, sistem operasi, atau produk tertentu, membuat kemampuan Anda menjadi usang. Jika tak ingin terlibas kemajuan zaman, maka para profesional TI mesti berani menantang dirinya sendiri dengan teknologi baru.
"Hari ini bukan soal vendor atau sistem operasi. Tapi soal dimana informasi ditempatkan dan bagaimana bisa menyimpan, mengolah, dan mengamankan informasi itu. Ini soal menghubungkan berbagai sistem," jelas James Stanger, Senior Director CompTIA, asosiasi dagang TI.
Sehingga penting bagi programmer dan insiyur TI untuk terus mempelajari bahasa baru.
Seluruh dunia sudah menggunakan Java atau .Net," tambah Lions. "Saat ini Java dan Phyton sangat populer," jelas Melk. "Mungkin mereka tak lagi populer dalam lima tahun kedepan."
Julia Silge, data scientist untuk komunitas online programmer Stack Overflow menyebutkan bahwa saat ini permintaan untuk PHP, WordPress, dan LAMP terus meningkat. Sementara framework dan bahasa baru seperti React, Angular, dan Scala tengah naik daun.
Admin makin sedikitMasifnya migrasi ke
cloud membuat tren pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan jaringan infrastruktur TI punya tren untuk terus menurun. Diantaranya pekerjaan insinyur jaringan atau administrator sistem. Hal ini diungkap Terence Chiu, Vice President situs karir Indeed Prime.
"Kemampuan TI tradisional diperlukan pada departemen yang lebih luas. Mulai dari manajemen dan teknik produk, business intellegence, hingga perancangan," jelas Chiu.
Jadi, mereka ini tak lagi hanya berkecimpung di ruang server. Tapi, mereka akan ditemukan di departemen penjualan dan pemasaran untuk menangani implementasi CRM.
Tersedianya automasi dan tool membuat beberapa pekerjaan seperti webmaster, spesialis SEO, dan strategi media sosial bisa dilakukan oleh satu orang pemasaran saja. Padahal, Sranger menjelaskan sebelumnya tiga pekerjaan ini harus dilakukan oleh tiga orang berbeda.
Hal yang sama terjadi dengan big data. Perusahaan tak perlu lagi mempekerjakan banyak insinyur big data jika mereka sudah menentukan strategi dan teknologi big data mereka.
Bagi mereka yang sangat fasih dengan database juga bisa memperpanjang karir dengan beralih menjadi data analis.
Developer terancamSaat ini pekerjaan terkeren di bidang TI bisa jadi adalah milik para developer. Baik para developer
front end, back end, mobile, atau
full stack. Namun, hal ini bisa segera berubah berkat populernya AI.
"Jika kita melihat masa depan, saya pikir dunia tak lagi memerlukan banyak
coders setelah 2020," jelas PK Argawal dari Universitas Silicon Valley.
"Sembilan puluh persen
coding dilakukan oleh logickomputer dengan machine learning dan low-end AI," tambahnya.
Mereka yang bekerja sebagai insinyur IoT juga perlu waspada. Sebab, saat ini mereka yang tahu bagaimana menulis sistem operasi untuk perangkat IoT memang punya kesempatan cemerlang. Tapi, dalam beberapa tahun, kesempatan ini mungkin tak lagi sama.