Fintech Diprediksi jadi Bisnis Paling Potensial di Indonesia

CNN Indonesia
Kamis, 07 Sep 2017 04:18 WIB
Industri start up di bidang financial technology (fintech) diprediksi memiliki peluang besar untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Ilustrasi finansial. (Pixabay/jarmoluk)
Jakarta, CNN Indonesia -- Plug and Play (PnP) Indonesia menilai segment financial technology (fintech) akan menjadi bisnis digital yang tumbuh paling potensial di Indonesia. Pasalnya bisnis digital apa saja akan membutuhkan fintech.

"Fintech jadi penting karena apa pun yang ada di digital atau aplikasi pasti ujungnya ke fintech, either payment gateway, peer to peer lending. Jadi potensinya sangat besar," ujar Wesley Hartojo, President Director PnP Indonesia, di Djakarta Theater XXI, Jakarta, Rabu (6/9).

Bila dibandingkan e-commerce, Wesley tetap yakin fintech memiliki potensi besar. Meski nilai industrinya belum sebesar e-commerce, fintech dipercaya akan ikut berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PnP sendiri baru saja memperkenalkan 9 start up binaan mereka ke publik. Beberapa di antaranya merupakan start up yang bergerak di bidang fintech seperti Brankas dan DANAdidik.

Brankas adalah start up yang bisa membantu pengguna mengelola lebih dari satu akun bank sorta bisa mengirim dan menerima transferan, sementara DANAdidik adalah start up yang bergerak di bidang pendidikan yang memberikan solusi pinjaman untuk pelajar berupa pinjaman lunak atau peer to peer lending.

Wesley mengatakan tema program akselerasi PnP angkatan pertama memang sengaja condong ke fintech dan layanan mobile on-demand. 

Nayoko Wicaksono, Accelerator Director PnP, mengemukakan geliat perusahaan digital yang sudah mapan seperti Gojek dan Tokopedia akan menyasar platform fintech. 

Ia kembali membandingkan industri fintech dengan e-commerce yang memiliki kelebihan tak perlu banyak uang untuk 'dibakar'. Terlebih menurut Nayoko, persaingan di e-commerce saat ini sudah sangat ketat. 

"Potensi fintech masih banyak di sisi lending, payment, wallet, dan lainnya. Sementara e-commerce lebih ketat persaingannya dan perlu banyak burning cash untuk menggaet jumlah pengguna,” ucapnya.

Berkaitan dengan posisi bank sebagai pemain lama bisnis keuangan, Wesley bersyukur mereka kini sudah lebih terbuka. Menurutnya bank kini lebih memilih menggandeng start up fintech agar bergerak lebih cepat di bisnis digital.

"Perbankan sekarang sudah kelihatan terbuka dengan start up-start up itu, lebih mengayomi lah," ujarnya.

Meski berkali-kali mengatakan potensi bisnis fintech di tanah air masih terbuka lebar, Wesley tak bisa mengestimasikannya dalam angka. Ia hanya mengindikasikan masih banyak ruang yang masih bisa digali dari bisnis tersebut.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER