Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook meluncurkan headset
virtual reality baru yang dijuluki Oculus Go. Peluncuran perangkat ini bertujuan untuk memperluas penggunaan VR di pasar, sebab perangkat VR ini dijual dengan harga yang lebih terjangkau.
Financial Times melaporkan bahwa sejauh ini
headset VR hanya sedikit terjual. Padahal sebelumnya, perusahaan-perusahaan Sillicon Valley memperkirakan teknologi ini akan diminati pasar. Dengan harga VR yang lebih terjangkau, diharapkan teknologi ini bisa meraup pengguna yang lebih besar.
Langkah Facebook ini sejalan dengan apa yang dilakukan Google Mei silam. Saat itu ia merilis
headset VR yang dibuat atas kerjasama dengan HTC dan Lenovo. Meski demikian, CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan kalau Oculus Go merupakan
headset VR yang paling mudah digunakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lebih berkomitmen dari sebelumnya pada masa depan VR. Perangkat
all in one VR ini paling bisa diakses dari
headset lainnya dan mewakili langkah besar ke depan untuk kenyamanan, kejelasan visual dan penggunaan yang mudah," ujar Zuck di San Francisco.
Headset ini disebut ringan dan sudah membawa layar LCD dengan resolusi tinggi. Dia juga membawa speaker yang mengeluarkan “audio spasial”.
Sayangnya, perangkat ini baru akan rilis tahun depan dengan harga US$199 atau setara Rp2,6 jutaan. Harga ini jauh lebih murah ketimbang Oculus Rift yang dibanderol US$599 atau sekitar Rp8 jutaan dan masih membutuhkan komputer berkemampuan tinggi.
Dia akan bersaing dengan Samsung Gear yang dilego seharga US$129 atau sekitar Rp1,29 juta. Go juga akan mengandalkan ponsel berbasis Android seperti Gear yang biasanya digunakan sebagai pendamping ponsel Galaxy kelas tinggi.
Sebelumnya, Zuck sempat menuai kecaman dari followernya di Facebook karena melakukan live streaming dengan VR untuk mengunjungi situs yang terkena bencana badai di Puerto Rico. Kunjungan dengan VR menjadi salah satu bagian dari promosi produknya. Dia pun meminta maaf atas hal tersebut dalam status yang dia tulis.
"Salah satu fitur paling kuat dari VR adalah empati. Tujuan saya adalah menunjukkan bahwa VR bisa menambah kesadaran dan membantu kita melihat apa yang terjadi di bagian dunia lain. Membaca beberapa komentar, saya menyadari bahwa maksud saya ini tidak jelas. Jadi, saya meminta maaf jika ada yang tersinggung dengan itu," jelasnya, seperti dikutip
The Guardian.
Selain Facebook, Google dan Microsoft masih memiliki perang yang panjang untuk menyemarakkan bisnis VR. Nokia baru saja mengibarkan bendera putih di industry VR pada awal pekan ini.