Telegram Terancam Dicabut oleh Pemerintah Rusia

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Senin, 09 Apr 2018 13:32 WIB
Otoritas komunikasi di Rusia mengancam akan memblokir Telegram lantaran menolak bekerjasama. Aplikasi itu diduga digunakan untuk jalur komunikasi teroris.
Telegram kembali menuai masalah di Rusia setelah perusahaan itu menolak membongkar pembicaraan penggunanya yang diduga terkait dengan tindakan terorisme (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aplikasi pesan instan Telegram kembali bikin gerah Rusia. Keinginan mengusir Telegram kali ini datang dari badan regulasi telekomunikasi Rusia, Roskomnadzor, yang sudah mengajukan gugatan hukum agar perusahaan itu segera hengkang.

Roskomnadzor berang lantaran permintaan mereka untuk mengakses kunci enkripsi Telegram tak dikabulkan. Permintaan tersebut terkait dengan aksi terorisme yang terungkap memakai aplikasi Telegram dalam perencanaannya.

Namun Telegram menolak memberikan akses tersebut, sehingga Rusia menganggap hal itu sebagai ketidakpatuhan terhadap pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Telegram bersikeras memenuhi permintaan tersebut akan menyalahi konstitusi dan bertentangan dengan hukum. Mereka juga berdalih tidak memiliki akses kunci enkripsi yang dimaksud oleh Roskomnadzor. Selain itu, Telegram menyatakan keberpihakannya terhadap kebebasan berbicara, seperti disebutkan The Register.

Laporan The Times of Moscow menyebutkan badan keamanan federal Rusia (FSB) menemukan ada 29 percobaan serangan di negara itu yang ketahuan memakai Telegram selama 2018 ini. 

"Tahun lalu saja ada 25 aksi teroris yang dicegah di Rusia, empat mengakui semua dikoordinasikan lewat aplikasi pesan instan, termasuk dari wilayah Suriah dan Irak," kata kepala FSB Alexander Bortnikov seperti dikutip dari The Times of Moscow dari Interfax.

Telegram tetap bergeming dan tidak membuat pernyataan resmi mengenai kasus tersebut. (eks)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER