Jakarta, CNN Indonesia -- Satu aplikasi transportasi daring kembali meramaikan kompetisi pemain sebelumnya, yakni Grab dan Gojek. Anterin.id, kini hadir di kawasan Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Salah satu pendiri sekaligus CEO Anterin, Imron Hamzah, bercerita bahwa dia seringkali tak mendapatkan angkutan di jam-jam sibuk. Alasan utamanya, menurut Imron, adalah perkara tarif.
"Salah satu alasan
driver tidak mau jemput karena tarif yang tidak sepadan dengan usaha menembus jalanan yang macet. Karena itu, kami keluar ide memberikan kebebasan kepada
driver untuk memasang harga yang sepadan menurut mereka," kata Imron pada CNNIndonesia.com dalam wawancara eksklusif, Sabtu (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya pengemudi yang mendapatkan kebebasan, penumpang pun diberikan kebebasan untuk memilih pengemudi berdasarkan anggaran yang sepadan dan memilih
driver berdasarkan jenis kendaraan dan gender.
Kendati demikian, konsep transportasi daring seperti Grab maupun Gojek rupanya sudah cukup melekat di masyarakat saat ini. Imron mengaku tantangan perusahaannya kini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai konsep
market place di Anterin.
"Namun kami melihat hal ini sebagai tantangan positif, karena kami adalah
market, kami adalah
city. Semua ditentukan sendiri oleh pelaku pasar," tambahnya.
Jumlah PengemudiHingga saat ini, Anterin memiliki 130.000 pengemudi motor, mobil dan truk yang bergabung dalam aplikasinya. Sebagian besar pengemudi tersebut berada di Jakarta.
Imron mengaku belum memiliki niat untuk melakukan ekspansi ke kota lain. Sebab, pihaknya masih ingin melihat seberapa baik penerimaan masyarakat terhadap konsep baru transportasi daring market place ini.
"Ekspansi ke beberapa kota besar di Indonesia akan kami lakukan setelah kami yakin betul bahwa aplikasi Anterin sudah bisa diterima,"paparnya.
Dia mengharapkan Anterin bakal hadir di seluruh jalanan kota di Indonesia.
(asa)