Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan ponsel flagship menandakan kembalinya kepercayaan diri Asus bersaing dengan kompetitor lain yang lebih agresif. Seri Zenfone 5 yang diboyong pertengahan Mei lalu ke Indonesia jadi sinyal kembalinya Asus ke persaingan kelas 'dewa'.
Tak sekedar spesifikasi dan fitur gahar, Asus juga menawarkan desain yang tengah tren saat ini.
CNNIndonesia.com mendapat kesempatan menjajal Zenfone 5 versi
Midnight Blue, seperti apa performanya?
 Paket penjualan Asus Zenfone 5 telah dibekali soft-casing. (Foto): CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Desain poni ala iPhone X
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sempat mendapat komentar miring banyak pihak, desain notch iPhone X belakangan justru kian banyak diikuti kompetitor 'beda kasta' Apple. Tak terkecuali Zenfone 5 yang memiliki 'poni' serupa iPhone X di bagian tengah layarnya.
Berbeda dengan 'poni' iPhone X, Asus menawarkannya dengan ukuran yang lebih kecil.
Tak sampai disitu, tren rasio layar kekinian 18:9 juga turut diadopsi oleh Zenfone 5 yang memiliki bentang layar 6,2 inci, aspek rasio 18,7:9. Tampilan ini membuat layar terasa penuh dengan komposisi 90 persen, bingkai tipis di sisi kanan dan kiri.
CNNIndonesia.com merasakan luasnya bentangan layar yang tidak hadir dengan tombol di badan ponsel. Tiga tombol back, home, dan recent task diterapkan secara virtual. Bahkan tombol virtual ini bisa di
pin atau disembunyikan. Saat disembunyikan, pengguna cukup menggeser ke atas untuk memunculkan ketiga tombol.
Hanya saja, bingkai sisa di bagian bawah terasa terlalu besar. Sepintas ada rasa aneh ketika melihat layar dengan komposisi sisa 'bezel' yang 'berat sebelah'.
Poni yang tersisa di bagian atas menjadi tempat bersemayamnya kamera depan dan ear piece. Di tampilan 'home', pada bagian tanduk sisi kiri dan kanan jadi penanda kemunculan notifikasi dan ikon status. Namun ketika ponsel dipakai untuk membuka peramban atau bermain gim, poni otomatis berubah hitam atau mengikuti warna tema berkamuflase menyesuaikan dengan aplikasi tersebut.
Bagi Anda yang belum terbiasa dengan kemunculan layar berponi, Asus memberikan opsi untuk melenyapkannya dan membuat tampilan lazimnya sebuah ponsel. Bedanya, saat poni diaktifkan maka notifikasi dan ikon status akan berada di bagian atas tersebut.
 Pengaturan untuk menyembunyikan 'poni' (Foto: CNN Indonesia/JNP) |
Zenfone 5 mengusung dua slot hybrid, ponsel ini tidak dapat menggunakan dua kartu SIM dan memori eksternal secara bersamaan. Pengguna harus memilih, hendak menggunakan dua kartu SIM atau menggunakan satu kartu SIM dan satu memori eksternal yang bisa membaca hingga 400 GB.
Material logam yang disematkan di bagian body belakang membuatnya terasa premium. Dasar dan finishing desain dibuat menyerupai kaca dengan efek efleksi menyerupai bintang ketika terkena pantulan cahaya.
Satu hal yang membuatnya terasa keren adalah ketika seluruh bagian belakang memantulkan cahaya, keberadaan sensor sidik jari tidak memantulkan cahaya. Sehingga sensor sidik jari ini terlihat menjadi pusat yang memancarkan efek refleksi bintang tersebut.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Namun bukan berarti tanpa cacat, finishing kaca menyisakan jejak sidik jari akibat akibat sentuhan yang cukup jelas. Pengguna harus sering-sering membersihkan bagian ini, atau bisa menggunakan case demi menjaganya tetap bersih.
Di sisi kiri belakang terdapat dua buah kamera dan sebuah lensa di bawah keduanya.
Zenfone 5 dibenamkan cipset teranyar Snapdragon 636 delapan inti 1,8 GHz yang dipadu dengan RAM 4 GB dan memori internal 64 GB.
Perusahaan asal Taiwan ini juga mengawinkan cipset dengaan kecerdasan buatan bernama 'AI Boost' demi mendongkrak performa.
CNNIndonesia.com merasa puas dengan kinerjanya, terutama ketika dipakai untuk bermain gim dengan grafis tinggi seperti PUBG, Asphalt, dan Durango. Terasa tanpa lag meski dipakai untuk pengaturan gambar tertinggi.
Layar berteknologi IPS resolusi FHD+ (2246x1080 piksel) berhasil memanjakan mata ketika dipakai menonoton video dan bermain gim. Kendati tak dipungkiri jika sesekali membuat mata terganggu saat bermain gim.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Tampilan layar kekinian membuat beberapa aplikasi tak mampu bekerja optimal. Misalnya saja saat bermain gim PUBG dan Durango dengan pengaturan layar potrait, di sisi kanan atas dan bawah terdapat bagian yang terpotong yakni ikon pengaturan gim. Akbiatnya, pengguna akan kesulitan menyentuh ikon pengaturan dan ikon yang terpotong lainnya.
Sebenarnya untuk mengatasi kendala tersebut, Asus telah menyelipkan fitur "Game Genie" untuk mengatur skala layar. Kendati demikian memang ada beberapa aplikasi yang tidak mendukung ukuran tampilan layar.
Saat mengaktifkan model default di pengaturan 'display scalling' dalam fitur 'Game Genie', poni akan otomatis menghilang sehingga tampilan gambar saat bermain gim terasa simetris. Sementara itu, jika mengaktifkan fitur 'Fullscreen Mode', tampilan gambar akan sampai ke poni meski terlihat lebar dan asimetris.
Namun, kedua opsi itu tetap tidak memberikan solusi untuk ikon yang terpotong di sisi kanan atas dan bawah.
 Bagian layar yang terpotong. (Foto: CNN Indonesia/JNP) |
Kemunculan 'AI Boost' memang mampu mengoptimalkan kinerja CPU. Hanya saja, Anda harus rela jika daya tahan baterai sebesar 3.300 mAh lebih cepat habis dari kondisi normal.
Sekedar gambaran, dalam kondisi penggunaan normal untuk
browsing dan
chatting tidak banyak menghabiskan baterai. Hanya saja terasa panas di badan ponsel ketika digunakan 10 menit untuk browsing dan chatting, meski belum digunakan untuk menonton video atau bermain gim.
Saat dicoba dipakai secara non-stop selama 2 jam untuk browsing dan chatting, baterai terpantau turun sebanyak 22 persen. Sementara itu, ketika bermain gim selama a2 jam beruturut-turut, baterai berkurang hingga 37 persen. Dengan pengaturan cahaya 25 persen ketika daya baterai menyentuh angka 0 persen butuh waktu 1 hingga 1,5 jam untuk bisa terisi penuh. Asus Zenfone 5 dipersenjatai dua kamera di bagian belakang dan satu kamera depan. Kamera utama pada bagian belakang memiliki resolusi 12 megapiksel dengan aperture f/1.8. Kamera kedua di bagian belakang beresolusi 8 MP dan bukaan lensa f/2.2 yang bisa menjaring foto ultra wide lebih lebar dibandingkan lensa biasa hingga 120 derajat. Saat menjajal, hasil foto ultrawide terasa lebih buram dibandingkan dengan kamera utama.
Zenfone 5 juga semakin memudahkan orang-orang yang mencintai fotografi untuk memotret gambar melalui ponsel. Dalam fitur "Pro" dalam ponsel, terdapat Optical Image Stabilization (OIS), Electronic Image Stabilization (EIS) dan juga Dual-Pixel
autofocus. Di fitur pro, pengguna bisa bermain dengan banyak fitur kamera SLR seperti mengatur White Balance, Exposure Value, bahkan Shutter Speed.
Teknologi kecerdasan buatan pada kamera membuatnya mampu mendeteksi 16 jenis
scene. Pendeteksian ini bisa disesuaikan lewat pengaturan kamera dengan
scene yang terdeteksi untuk mengoptimalkan kualitas gambar.
CNNIndonesia mencoba memotret makanan, secara otomatis di bagian kiri atas layar akan menampilkan ikon makanan sehingga menonjolkan warna yang telah disesuaikan. Ketika mencoba memotret objek orang dengan medium shot, kamera akan fokus mencerahkan warna objek tersebut.
 Hasil kamera belakang dipotret di dalam ruangan. (Foto: CNN Indonesia/JNP) |
Fitur bokeh pada kamera ganda terlihat halus dan tidak terkesan buatan. Pengguna juga bisa mengatur kedalaman efek bokeh, semakin tinggi maka tingkat keburaman layar akan kian kental.
Bukan berarti tanpa cacat, saat dipakai memotret objek orang, sensor kamera justru sulit membedakan mana fokus foto dan latar belakang. Walhasil, rambut pada objek foto ikut buram meski ikon fokus sudah ditekan sebelum memotret.
 Contoh fitur bokeh yang kurang sempurna ditangkap oleh Zenfone 5 membuat keburaman di sekitar rambut model tidak merata (CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
Ada satu hal yang mengganggu saat menjajal kamera belakang ponsel ini. Glitch muncul saat dipakai untuk memotret luar ruangan, terlebih ketika cahaya matahari bersinar cukup terang.
Hal ini tak dipungkiri terasa sangat mengganggu. Meski masalah ini bisa teratasi setelah pengguna memperbarui
firmware yang disediakan Asus.
CNNIndonesia.com dibuat cukup tercengang dengan hasil kamera saat dipakai untuk memotret di kondisi gelap. Ponsel ini tetap bisa menghasilan detail objek dan paduan warna yang jelas.
Sebagai catatan, pengguna tidak dianjurkan untuk menggunakan kamera ultra-wide dalam kondisi minim pencahayaan. Namun untuk hasil kamera utama di body belakang, rasanya laik untuk menuai pujian.
 Hasil kamera di kondisi minim pencahayaan. (Foto: CNN Indonesia/JNP) |
Di sisi kamera depan, fitur 'selfie master' rasanya pas untuk menyuka swafoto. Filter yang bisa mengkostumisasi tingkat kecantikan, warna kulit, bentuk mata dan pipi akan membuat penggunanya cenderung tak mengenali sosok asli di balik foto selfie tersebut.
Intensitas warna dan kecerahan gambar memang tidak akan memengaruhi hasil selfi. Hanya saja, filter 'beauty effect' terasa berlebihan.
 Hasil foto selfie dengan kamera depan Zenfone 5 dengan aplikasi Selfie Master (CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
KesimpulanBanderol harga Rp4,2 jutaan rasanya pas untuk mengakomodir kelas menengah yang menginginkan ponsel dengan fitur yang laik diperhitungkan. Teknologi dan fitur yang dibenamkan dalam Zenfone 5 harus diakui laik diperhitungkan.
Namun bukan berarti Asus tidak memiliki catatan untuk produknya kedepan. Efek bokeh dan 'display scaling' harus mendapat perhatian untuk diperbaiki demi menawarkan kenyamanan.
SpesifikasiSistem operasi: Android 7.1.2 (Nougat) kabarnya bisa diupgrade ke Android 8.0 (Oreo)
Cipset: Qualcomm SDM636 Snapdragon 636 Octa-core Kryo 260 Adreno 509
Memori: RAM 4/ 6 GB, internal 64 GB, slot micro SD hingga 400 GB
Kamera: Depan 8MP (f/2.0) dan belakang dual: 12 MP (f/1.8, 24mm, 1,4 μm) + 8 MP (f/2.0, 12mm, 1/4" μm) phase detection autofocus, dual-LED flash, face detection, gyro EIS, HDR, panorama
Baterai: 3.300 mAh
Dimensi: 153 x 75,7 x 7,9 mm
Bobot: 155 gram
Harga: Rp4,2 juta