Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menilai kasus pencurian insentif pengemudi layanan transportasi online
Grab dilakukan lantaran lemahnya masalah sumber daya manusia (SDM) dan prosedur operasional standar (SOP) pada layanan
call center Grab.
"Kalau untuk masalah ini, titik beratnya di SDM dan SOP," jelas Pratama Persadha, pakar keamanan teknologi informasi dari lembaga riset keamanan CissRec saat dimintai komentar lewat pesan teks terkait masalah kebobolan insentif pengemudi Grab oleh layanan
call center mereka sendiri, Selasa (12/6).
Sebelumnya, disebutkan bahwa salah satu anggota komplotan yang mencuri uang insentif pengemudi Grab ini adalah mantan admin di
call center Grab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau benar itu mantan admin. Ya, sangat bodoh sekali si Grab gak mengganti atau menghapus kredensial yang berhubungan dengan mantan admin tersebut," tambah Pratama.
Untuk itu, Pratama menyarankan agar Grab untuk memiliki sistem aplikasi admin yg hanya boleh diakses oleh alamat IP tertentu saja. Hal ini dilakukan agar sistem tak bisa diakses dari jarak jauh.
"Kalau orang punya akses admin, dia bisa melakukan apa saja (termasuk) juga kecurangan," lanjutnya lagi.
Pratama juga menyarankan agar Grab menambahkan prosedur dalam prosedur standar layanan
call center mereka.
"Mungkin ditambahkan SOP utk mengotentikasi perubahan data-data yang krusial dan berhubungan dengan uang. Harus diverifikasi lagi oleh kepala divisi atau super admin. Sehingga tidak sembarangan orang asal ganti nomor rekening," tandasnya.
Selain itu, Pratama juga menyarankan agar terkait proses seleksi admin
call center perlu diperbaiki dengan proses penyeleksian khusus untuk meyakinkan loyalitas dan kejujuran.
Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap lima orang yang menjadi komplotan pemodifikasi akun mitra GrabCar. Mereka melakukan modifikasi terhadap rekening akun pengemudi GrabCar.
Dengan modifikasi ini, mereka mengalihkan uang insentif pengemudi ke rekening mereka. Jumlah uang yang dicuri mencapai angka Rp1 miliar yang diambil dari 3.000 akun pengemudi GrabCar.
Kelima orang terdiri dari tiga petugas aktif
call center Grab, satu mantan admin
call center, dan seorang modifikator akun mitra pengemudi Grab.
CNNIndonesia.com telah menghubungi pihak Grab Indonesia untuk meminta keterangan mengenai hal ini.
(eks)