Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan
ride-hailing Grab mengungkapkan bahwa permintaan mitra pengemudinya untuk menaikkan tarif minimal perjalanan adalah permintaan yang tidak tepat.
Hal ini diungkapkan oleh managing director Grab Indonesia Kramadibrata saat ditemui usai acara jumpa pers di bilangan Jakarta Utara pada Kamis (13/9).
"Permintaan menaikkan tarif di era sekarang ini adalah pertanyaan yang misleading, salah. Yang paling penting itu adalah permintaan menaikkan pendapatan," ujarnya menanggapi tuntutn mitra pengemudi Grab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridzki mengatakan ada dua hal yang menjadi alasan mengapa kenaikan tarif dipandangnya sebagai permintaan yang kurang tepat. Pertama, ia mengatakan bahwa kenaikan tarif justru dapat berujung pada penurunan pendapatan mitra pengemudi sendiri.
"Kita sudah belajar banyak. Tidak semata-mata ketika kita menaikkan tarif secara umum, pendapatan bisa naik. Justru kadang-kadang sebaliknya, kalau menaikkan tarif secara rata, itu justru berpotensi menurunkan pendapatan mitra sendiri," kata Ridzki.
Pihak Grab mengakali hal ini dengan menggunakan algoritme khusus dalam aplikasi Grab, yang memungkinkan tarif untuk naik dan turun dengan sendirinya dalam situasi-situasi tertentu, misalnya saat jam sibuk
(rush hour).
Alasan kedua Grab memandang kenaikan tarif minimal perjalanan sebagai hal yang tidak esensial adalah karena pihak Grab yakin jika mitra melakukan pekerjaannya dengan baik dan memanfaatkan berbagai fitur yang telah disediakan, maka mereka bakal memperoleh pendapatan yang sepadan.
"Mitra pengemudi yang bekerja dengan baik dan menggunakan fitur-fitur yang diberikan oleh Grab itu bisa menghasilkan pendapatan yang baik [...] insyaAllah para mitra pengemudi akan mendapatkan penghasilan yang lebih dari cukup," tuturnya.
Fitur-fitur yang dimaksud adalah sejumlah program Grab untuk para mitra pengemudinya, misalnya insentif yang diberikan saat mitra pengemudi berhasil memenuhi target perjalanan tertentu, 'uang kaget' yang diberikan ketika mita pengemudi beroperasi di daerah-daerah yang macet, serta fitur
heatmap pada aplikasi Grab Driver yang menunjukkan di mana titik-titik yang dapat menghasilkan banyak order.
Sebelumnya, pada Senin (10/9) sejumlah mitra pengemudi Grab melakukan unjuk rasa di depan kantor Grab Indonesia yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Tuntutan mereka adalah meminta perusahaan aplikasi menghentikan eksploitasi terhadap mitra pengemudi. Selama ini, mereka merasa tidak diperlakukan sebagai mitra dari perusahaan, salah satunya karena rendahnya tarif minimal yang ditetapkan oleh Grab.
(evn)