Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengancam akan memberikan data profil akun
media sosial masih mengunggah ulang video pengeroyokan suporter Persija
Haringga Sirila oleh Bobotoh.
Data itu bakal diserahkan ke penegak hukum.
Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo Semuel Pangerapan mengatakan akan membagikan informasi tersebut kepada pihak kepolisian. Pasalnya, pihak kepolisian menyatakan akan memberikan sanksi pidana kepada penyebar video.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita turunkan terus video tersebut. Polisi menyatakan kalau diunggah lagi akan dikenakan sanksi. Kalau ada yang unggah, bukan hanya kita
take down, tapi kita profil orangnya siapa yang unggah. Data itu yang kita bagikan ke polisi," ujar Semuel di kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (26/9)
Lebih lanjut Semuel mengatakan sejauh ini Kominfo sudah menurunkan 450 URL (
Uniform Resource Locator). Semuel mengatakan Kominfo menggunakan mesin pengais konten AIS.
Tak Bisa Lacak WAKendati demikian, Semuel mengakui AIS tidak dapat melacak peredaran video di WhatsApp. Oleh karena itu, Semuel mengatakan butuh peran masyarakat untuk menangkal video yang berbau kekerasan ini.
"Cuma yang beredar di WA tidak bisa kita kendalikan. Mesin AIS begitu diunggah lagi di platform atau di situs, langsung kita bersihkan. Kalau yang tidak bisa ketemu di WA," tutur Semuel.
Semuel mengakui masih banyak
netizen yang terus mengunggah ulang video pengeroyokan yang sebelumnya sudah disimpan.
Oleh karena itu, Semuel mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap peredaran video.
Di sisi lain, Rudiantara juga berkomunikasi dengan Mantan Direktur Marketing PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Muhammad Farhan untuk mencari tahu mengapa bentrok antar suporter terus terjadi. Pasalnya ada dugaan bahwa untuk menjadi seorang suporter tulen, maka harus berani untuk bertarung dengan suporter klub lain.
(asa)