Jakarta, CNN Indonesia --
Tik Tok saat ini menjadi aplikasi yang paling diunduh oleh
Apple App Store dalam semester awal tahun ini menurut perusahaan analisis pasar, Sensor Tower, mengalahkan raksasa seperti
Facebook, Instagram, dan Snapchat.
Situs ini berhasil meraup 500 juta pengguna Juni lalu setelah membeli Musical.ly. Aplikasi ini memiliki banyak pengguna di Amerika Serikat.
Analis itu menyebut bahwa Tik Tok mengisi kekosongan yang ditinggalkan Vine. Vine sempat populer di kalangan anak muda yang mengeksplorasi kreativitas dengan video super pendek. Namun, masa hidup Vine mesti berakhir karena gagal menemukan model bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tik Tok mengapitalisasi konten kreatif yang tidak didorong oleh platform lain, dengan rancangan dan komunitasnya," jelas Brian Solis dari perusahaan penasihat teknologi AS, Altimeter, seperti dikutip AFP, Rabu (26/10).
"
Viral-as-a-service (layanan memviralkan sesuatu) adalah sesuatu yang bisa dipelajari oleh Silicon Valley dari aplikasi China ini. Artinya, aplikasi mereka yang sangat populer benar-benar mengenai pembuatan konten dan persona yang viral dan sangat melibatkan," jelasnya.
Platform ini telah meroketkan Halia Beamer, seorang anak perempuan berusia 13 tahun yang berhasil menjadi bintang Tik Tok dengan 5 juta pengikut.
Bahayakan anak-anakFenomena ini juga mengundang kritik. Mereka menyebut popularitas para gadis muda mungkin akan membuat mereka terpapar komentar pedas dan potensi penyalahgunaan oleh rekan-rekan mereka, bahkan berpotensi menjadi target predator seksual. Para orang tua juga khawatir, sebab makin banyak perempuan muda yang menyanyikan lirik seksual.
Media melaporkan bahwa mereka telah mendokumentasikan kasus dimana pengguna dibombardir dengan komentar mengganggu, sementara yang lain diminta kontak pribadi, atau meminta gambar-gambar provokatif.
Pertengahan tahun ini, pemerintah Indonesia sempat memblokir Tik Tok. Blokir ini disampaikan setelah lebih dari 170 ribu orang menandatangani petisi bahwa aplikasi ini tidak cocok untuk anak-anak.
Pengawas internet Common Sense menyebut batasan umur yang diterapkan Tik Tok terlalu rendah. Dengan adanya konten dewasa dan resiko privasi pengguna dalam platform, pengguna Tik Tok setidaknya harus berusia 16 tahun. Rekomendasi batasan umur serupa juga diusulkan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan diterapkan dalam kasus TikTok di Indonesia. Namun, ini berarti sebagian besar pengguna Tik Tok mesti tersingkir dan mengganggu pertumbuhan aplikasi tersebut.
Di Perancis, 38 persen anak muda berusia 11 hingga 14 tahun memiliki akun Tik Tok, seperti disebut perusahaan yang melacak penggunaan internet, Generation Numerique. Gadis muda menjadi pengguna terbesar dari aplikasi ini sebesar 58 persen dibandingkan dengan 15 persen anak laki-laki.
"(Konten) TikTok umumnya berisi tarian dan nyanyian, hal yang sangat feminim dan jarang dilakukan laki-laki," jelas Cyril di Palma, Presiden Generation Numerique.
Di Palma juga mengimbau agar para orang tua menyadari bahwa internet bukanlah dunia yang aman. Sehingga mereka perlu mengambil langkah untuk melindungi anak mereka.
William Soally (35), ayah dari anak perempuan berusia 12 tahun mengatasi masalah ini dengan berdiskusi dengan puterinya.
"Saya berbicara dengan anak saya dan kami memutuskan untuk menghapus aplikasi itu dari ponselnya," jelas Soally.
Namun, langkah ini tak mudah. Sebab, si anak merengek dengan air mata dan kekhawatiran soal hilangnya status sosial setelah menghapus aplikasi itu.
(eks/eks)