Jakarta, CNN Indonesia --
Apple memangkas proyeksi pendapatan perusahaan untuk kuartal terbarunya, kemarin (2/1). Pemangkasan ini dilakukan akibat perlambatan ekonomi yang sangat tinggi di
China dan beberapa negara berkembang. Hal ini tak lepas dari makin runcingnya perang dagang antara China dan
Amerika Serikat.
"Meski kami melihat ada tantangan di pasar-pasar utama negara berkembang, namun kami tidak melihat adanya besarnya perlambatan ekonomi, khususnya di China Raya," jelas CEO Apple, Tim Cook dalam suratnya kepada investor, seperti dikutip Reuters.
"Kami percaya lingkungan ekonomi di China telah lebih jauh dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat," lanjutnya dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga hal ini akan berimbas pada penjualan iPhone dan gadget lain dari perusahaan berlogo apel itu. Saham Apple turun 7,6 persen.
Apple memotong pedoman pendapatan untuk kuartal fiskal pertama 2019 yang berakhir pada 29 Desember. Awalnya analis memperkirakan Apple akan mengantongi US$91 miliar, namun Apple mengoreksinya jadi US$84 miliar, jauh dibawah perkiraan analis.
Apple menjadi target sentimen nasional setelah Amerika Serikat memerintahkan penangkapan bos Huawei di Kanada. Pemerintah China mengutuk penangkapan ini dan meminta pembebasan.
Netizen dan perusahaan China ikut mendukung dengan memblokade Apple. Beberapa perusahaan bahkan bersedia memberi subsidi pembelian ponsel Huawei, beberapa memberi peringatan bagi pegawai yang membeli produk Apple.
"Ketika AS menangkap putri pendiri Huawei, pemerintah China membuat Apple menjadi target, sehingga menjatuhkan penjualan," jelas analis teknologi independen, Rob Enderle kepada AFP.
Sentimen nasional makin panas ketika Apple mengabaikan perintah pengadilan China yang melarang penjualan iPhone. Pelarangan ini terkait dimenangkannya gugatan Qualcomm atas Apple di pengadilan Fuzhou di China. Pengadilan Tinggi itu melarang penjualan iPhone 7, 7 Plus, 8, dan 8 Plus.
(eks/eks)