Jakarta, CNN Indonesia -- Layanan gim
streaming milik
Google, Stadia, bakal bisa dimainkan hari ini (19/11).
Google Stadia sudah tersedia di 14 negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Swedia, Prancis, dan Italia. Namun, layanan
gim streaming ini belum masuk ke Indonesia.
Namun, Google berencana untuk menjangkau lebih banyak negara 2020 mendatang. Dengan layanan gim
streaming ini, pengguna tidak perlu memiliki konsol atau perangkat keras lain untuk bermain gim.
Untuk memainkan layanan ini, pengguna diberi dua opsi berlangganan. Pertama versi Premium untuk langganan tiga bulan dan versi Pro untuk langganan per bulan. Namun versi Pro baru meluncur pada 2020.
Stadia Premium mesti ditebus US$129,99 atau sekitar Rp1,8 juta (US$1 = Rp14.090). Sementara Stadia Pro bakal dikenakan biaya US$9,99 (Rp140 ribu) per bulan, seperti dilansir
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Google menyebut jika pengguna berhenti berlangganan, mereka masih tetap bisa mengakses gim yang telah dibeli.
Pilihan gim
streaming ini menarik lantaran pengguna tak perlu memberi perangkat keras. Tapi, sisi buruknya pengguna bakal kehilangan semua gim yang sudah mereka beli jika nantinya Google menutup Stadia.
Beda dari Netflix atau SpotifySistem berlangganan di Google Stadia berbeda dengan konsep berlangganan Netflix ataupun Spotify. Sebab ketika berlangganan, pengguna Stadia tidak bisa mengakses semua gim di platform itu layaknya berlangganan Spotify dan Netflix.
[Gambas:Video CNN]Pengguna hanya bisa mengakses gim yang sudah dibeli. Platform ini lebih mirip dengan berlangganan PlayStation Plus atau XBox Live Gold.
Setidaknya ada 22 gim yang tersedia di platform ini, seperti Red Dead Redemption 2, Assassin's Creed Odyssey, Just Dance 2020, dan Tomb Raider. Perusahaan yang berkantor pusat di Mountain View, California, AS ini juga bakal segera merilis gim Marvel's Avengers, Watchdogs: Legion, dan Cyberpunk 2077.
Stadia sendiri adalah platform komputasi awan untuk gim dari Google. Platform
cloud gaming service memungkinkan pengguna dapat berlayanan dan membeli gim yang ingin dimainkan namun tidak memiliki perangkat fisik dari gim itu. Gim itu tersimpan di dalam cloud milik Google.
(din/eks)