Sekelompok Ilmuwan Deklarasi Gerakan Anti-Lockdown

CNN Indonesia
Kamis, 08 Okt 2020 16:06 WIB
Sekelompok ilmuwan meminta pemerintah untuk tak membatasi aktivitas anak muda dan orang sehat di kala pandemi virus corona Covid-19.
Ilustrasi virus corona. (iStockphoto/BlackJack3D)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekelompok ilmuwan meminta pemerintah untuk tak membatasi aktivitas orang-orang muda dan sehat di kala pandemi virus corona Covid-19. Ilmuwan meminta agar pemerintah memberikan kebebasan pada orang-orang berusia muda seperti sedia kala.

Permintaan yang tertuang dalam deklarasi itu berargumen untuk membiarkan virus menyebar dalam kelompok berisiko rendah dengan harapan mencapai 'kekebalan kelompok' atau herd immunity

Jumlah populasi dari herd immunity diharapkan mampu kebal dan memadamkan pandemi akibat virus SARS-CoV-2 ini. Deklarasi bernama the Great Barrington ini menandai ronde terbaru perdebatan sengit antara para ilmuwan yang mendukung pendekatan yang sangat berbeda terhadap krisis. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penulis deklarasi, Sunetra Gupta, dari Universitas Oxford, Jay Bhattacharya, dari Universitas Stanford, dan Martin Kulldorff, dari Universitas Harvard berpendapat bahwa lockdown dan pembatasan Covid-19 memiliki efek yang menghancurkan pada kesehatan masyarakat. 

Sebab lockdown atau kebijakan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengganggu perawatan rutin dan merugikan kesehatan mental. Orang-orang berkekurangan juga menanggung beban besar karena pandemi turut mematikan roda perekonomian.  

Hingga saat ini, deklarasi telah ditandatangani oleh empat ribu peneliti kesehatan tujuh ribu tenaga medis.

Banyak pemerintah mencoba untuk menekan virus dengan lockdown sampai pengobatan dan vaksin baru ditemukan. Deklarasi menyatakan bahwa orang tua dan orang berisiko tinggi yang harus dilindungi.

Di sisi lain, mereka berisiko rendah harus segera diizinkan untuk melanjutkan hidup seperti biasa. Tentu saja izin ini harus dibarengi dengan tindakan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan tinggal di rumah saat sakit harus dilakukan oleh semua orang untuk mengurangi ambang batas herd immunity.

Pembukaan Lockdown

Deklarasi menyarankan agar sekolah dan universitas dibuka untuk proses belajar mengajar tatap muka. Kegiatan ekstrakurikuler, seperti olah raga juga harus dilanjutkan. 

Deklarasi mengatakan agar roda perekonomian terus dijalankan. Orang dewasa muda berisiko rendah harus bekerja secara normal, bukan dari rumah, kemudian restoran dan bisnis lain harus dibuka. 

"Seni, musik, olahraga, dan aktivitas budaya lainnya harus dilanjutkan. Orang yang lebih berisiko dapat berpartisipasi jika mereka mau, sementara masyarakat secara keseluruhan menikmati perlindungan yang diberikan kepada mereka yang rentan oleh mereka yang telah membangun kekebalan kawanan," kata deklarasi tersebut seperti yang dilansir dari situs resmi Great Barrington Declaration.

Para penulis mengakui lebih sulit untuk melindungi sejumlah besar orang tua di komunitas, tetapi menyarankan individu dapat melindungi diri mereka sendiri. 

"Jika Anda berusia 75 tahun, Anda dapat memilih untuk keluar sesedikit mungkin. Upaya untuk menjaga infeksi tetap rendah hanya menyeret masalah, kata para penulis. 

Deklarasi menyarankan pemerintah untuk mengadopsi tindakan perlindungan bagi kelompok rentan. Kelompok ini harus menjadi fokus dan tujuan utama.

Sebagai contoh, panti jompo harus menggunakan staf yang telah memiliki kekebalan dan sering melakukan tes PCR terhadap staf serta semua pengunjung. 

Contoh lainnya adalah pensiunan yang tinggal di rumah harus membawa bahan makanan dan kebutuhan penting lainnya ke rumah mereka. Jika memungkinkan, mereka harus bertemu dengan anggota keluarga di luar daripada di dalam. 

Mengutip The Guardian, William Hanage, seorang profesor epidemiologi di Harvard mengatakan deklarasi itu muncul untuk mengkritik lockdown yang sedang berlangsung.

Penelitian yang dilakukan Hanage menunjukkan  bahwa Covid-19 lebih mematikan daripada flu bagi orang-orang berusia pertengahan 30-an. Tingkat kematian semakin meningkat secara eksponensial seiring bertambahnya umur, artinya sebagian besar populasi perlu dilindungi. 

Kekhawatiran lain, wabah yang tidak terkendali di antara orang muda dan sehat dapat menyebabkan banyak masalah medis jangka panjang, termasuk gangguan 'Covid jangka panjang' yang telah mempengaruhi kaum muda.

Dalam utas Twitter menanggapi pernyataan tersebut, Gregg Gonsalves, seorang ahli epidemiologi di Universitas Yale, mengatakan lockdown dan intervensi lain diperlukan untuk mengurangi tingkat infeksi. 

Dengan hampir setengah dari populasi memiliki risiko kesehatan Covid-19, dia mengatakan strategi herd immunity dengan menyisihkan kelompok rentan ini sangat aneh. 

Kekebalan kelompok rentan terhadap suatu penyakit

Konsep kekebalan kelompok sendiri bisa tercapai ketika 70-90 persen anggota populasi memiliki imunitas terhadap suatu penyakit. Imunitas ini bisa dicapai lewat tertular penyakit dan kemudian sembuh, atau vaksinasi.

Ketika jumlah itu tercapai, maka penyakit akan sukar menular pada orang-orang yang belum memiliki kekebalan, karena jumlah carrier (orang yang membawa virus) sangat kecil.

Hingga saat ini belum diketahui apakah penderita Covid-19 telah memiliki imunitas jangka panjang, meski beberapa pihak telah menyerukan jika penyakit ini dibiarkan saja maka kekebalan kelompok akan lebih cepat terjadi.

Namun, skenario tersebut akan menjadi bencana bagi rumah sakit karena tenaga kesehatan akan kesulitan menangani ledakan pasien, dan semakin banyak orang akan meninggal.

(jnp/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER