Pakar soal Telkomsel-Gojek: Belajar dari Gagal Bangun Startup

CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2020 04:08 WIB
Pakar menduga Telkomsel investasi ke startup yang sudah aman seperti Gojek karena gagal membangun perusahaan rintisan blanja.com.
Ilustrasi telkomsel investasi ke Gojek. (Dok. Gojek)
Jakarta, CNN Indonesia --

Telkomsel resmi menanamkan investasi pada Gojek sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun. 

Pengamat Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) Hasnil Fajri mengatakan ada kemungkinan langkah investasi di startup itu dilakukan karena gagal mengembangkan bisnis perusahaan rintisan sendiri, yakni Blanja.com.

Tepatnya awal September 2020, Telkom Grup menutup salah satu unit bisnis startup e-commerce Blanja.com. Alasan penutupan sebab perusahaan ingin fokus mengembangkan dan menangkap peluang bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut hemat Hasnil, dari gagalnya blanja.com, Telkom akhirnya lebih memilih untuk investasi di startup yang sudah sukses seperti Gojek.

"Bahwa mengembangkan anak usaha startup dari baby resiko gagalnya sangat besar ketimbang Investasi startup yang sudah Proven dan sukses," kata Hasnil kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/11).

Hasnil kemudian menduga Telkomsel mengincar jumlah pengguna gojek sebagai pemain digital yang Cukup banyak. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh Telkom sebagai target market untuk menawarkan layanan bisnis Telkomsel.

Selain itu, untuk terus berkembang dan terus tumbuh Telkomsel juga harus melakukan Investasi secara organik atau anorganik. Kondisi market seluler yang saat Ini sudah 'saturated' membuat opsi anorganik harus diambil.

"Opsi anorganik itu seperti Investasi keluar telkomsel dengan membeli saham perusahaan digital lain. Gojek dalam hal Ini menjadi pilihan yang tepat," tambah Hasnil.

Saat integrasi layanan Telkomsel dan Gojek sudah tercapai, target Telkom Group menjadi King of Digital di ASEAN dan khususnya di Indonesia bisa terwujud.

"Alasan utama tentu Synergy Value," tandasnya.

Senada, Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menuturkan investasi yang dilakukan oleh Telkomsel ke Gojek merupakan imbas dari kegagalan pengembangan bisnis di masa lalu. Dia mengatakan Telkomsel pernah gagal mengembangkan platform blanja.com.

Menurutnya, BUMN seperti Telkomsel yang membuat anak usaha startup memiliki risikonya lebih besar dibanding menyuntik dana kepada startup sudah mapan.

Kendati demikian, posisi tawar Telkomsel lebih rendah ketika masuk ke Gojek yang saat ini telah mencapai putaran pendanaan seri F. Posisi tawar akan lebih rendah dibandingkan investor yang sudah sedari awal menanamkan modal di putaran pendanaan awal (seed investment).

"Tapi terkait posisi tawar tentu akan lebih rendah dibandingkan investor yang sudah masuk di awal dan dari segi kepemilikan saham dominan," ujarnya.

Sebelum Telkomsel, pada Juni 2020, Gojek juga telah mendapatkan dana dari Facebook dan PayPal.

Total pendanaan oleh Facebook dan Paypal berjumlah US$375 juta atau sekitar Rp5,28 triliun. Total Gojek telah mengumpulkan pendanaan sebesar US$4,8 miliar.

(dal/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER