Jakarta, CNN Indonesia --
TikTok melesat menjadi aplikasi populer di Indonesia maupun dunia pada 2020. Berdasarkan riset Sensor Tower kuartal kedua 2020, TikTok telah diunduh lebih dari 300 juta pengguna pada kuartal pertama dan kedua tahun 2020.
TikTok menjadi aplikasi non-gaming yang paling populer selama Juni 2020. Aplikasi buatan China tersebut menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh selama bulan Juni meski telah dilarang di berbagai negara seperti India
TikTok bahkan mengalahkan aplikasi video conference, Zoom yang marak digunakan selama masa pandemi Covid-19. Laporan dari Sensor Tower mencatat TikTok diunduh sebanyak 87 juta kali pada Juni 2020. Meningkat 52,7 persen year on year (yoy) dibanding Juni 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara-negara yang paling banyak mengunduh aplikasi selama periode ini adalah India sebesar 18,8 persen dari total keseluruhan pengunduhan. Disusul oleh Amerika Serikat sebesar 8,7 persen.
Popularitas TikTok juga terasa di Indonesia pada 2020 ini. Indonesia bahkan menjadi negara terbanyak yang mengunduh TikTok pada Agustus 2020. Menurut Sensor Tower, Indonesia yang menyumbang 11 persen dari total 63,3 juta unduhan TikTok di iOS maupun Android.
Awal TikTok di Indonesia
Menarik 2 tahun ke belakang, TikTok mulai mendapatkan tempat di hati warganet Indonesia sejak 2018 lalu. Tentu nama Bowo 'Alpenliebe' sangat familiar pada 2018 lalu.
Saking besarnya nama Bowo Alpenliebe, ia memiliki basis fans yang rela mendirikan agama dengan Bowo sebagai Tuhannya. Menunggangi popularitasnya, Bowo sering melakukan jumpa fans dengan mematok harga setidaknya Rp80 ribu bagi para fansnya.
Meski kini nama 'besar' itu telah tenggelam, tentu masyarakat Indonesia tak akan lupa dengan goyangan 'jari' bocah bernama lengkap Prabowo Mondardo itu.
Tak hanya Bowo, selebriti dari seluruh dunia membuat TikTok sebagai tempat bermain mereka tahun ini, dengan fitur-fiturnya memungkinkan mereka untuk membagikan momen kepada para penggemar.
TikTok tak jarang juga menjadi lahan cuan bagi para influencer. Saat ini, TikTok menjadi tempat untuk marketing, baik itu kuliner, akomodasi hingga fesyen.
Jumlah pengikut influencer di TikTok bahkan sudah mencapai ratusan juta. Seorang remaja asal Amerika Serikat bernama Charli D'Amelio menjadi orang pertama yang memiliki 100 juta pengikut di platform TiTtok.
Selain memiliki jumlah pengikut terbanyak, Charli juga menjadi salah satu selebritas TikTok dengan bayaran terbesar.
Nama besar TikTok tak bebas dari kontroversial, pada 2018 lalu beberapa lapisan masyarakat 'jengah' dengan keberadaan TikTok yang saat itu dianggap penuh dengan konten negatif.
Ambil saja salah satu contoh tren di TikTok, dalam aplikasi itu pengguna TikTok mencampurkan air detergen cair, atau bubuk atau cairan pencuci piring bahkan ketiganya untuk diminum.
Tak jarang pengguna TikTok juga menggunakan baju minim yang memamerkan aurat sembari berjoget eksotis mengikuti irama. Akar masalahnya sama dengan Bigo, untuk mengejar jumlah viewer.
Masalahnya banyak pemirsa TikTok yang masih berumur di bawah 16 tahun. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) kala itu sempat memblokir TikTok akibat keberadaan konten-konten negatif.
Kala itu, perwakilan TikTok menyambangi Kemenkminfo untuk melakukan pertemuan dengan Kominfo.
Seusai pertemuan itu, Rudiantara mengatakan bahwa perwakilan TikTok ini mengakui terdapat konten negatif dalam aplikasinya. Rudiantara menjelaskan bahwa Kominfo tidak ingin memblokir TikTok secara permanen atau take down. Oleh karena itu Kominfo memberi tiga syarat.
Syarat pertama adalah TikTok harus membersihkan aplikasinya dari konten negatif yang sudah ada dan memberikan komitmen untuk terus melakukan penyaringan agar konten negatif tidak muncul.
Kedua, Rudiantara meminta agar TikTok membuka kantor perwakilan di Indonesia agar memudahkan koordinasi. Selanjutnya, Rudiantara meminta TikTok menaikkan batas umur minimal pengguna menjadi 16 tahun.
Terkait syarat Kominfo mengenai perubahan batas umur pengguna dari 12 tahun menjadi 16 tahun, Pengamat Media Sosial dari Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Septiaji Eko Nugroho mengatakan pada pada dasarnya penggunaan media sosial di dunia itu memang 13 tahun.
Kendati demikian hal ini memang sering tidak dibarengi dengan pengawasan orang tua yang membiarkan anak-anaknya terlalu bebas menggunakan ponsel pintar.
"Sebenarnya banyak platform medsos yang minimal penggunanya 13 tahun. Namun banyak keluarga yang lalai dan membiarkan anaknya yang di bawah itu menggunakan smartphone sekaligus medsos," ujar Septiaji.
Untuk menyaring konten negatif, TikTok menggunakan teknologi AI dan fitur report untuk menyaring dan menjaga aplikasi Tik Tok dari konten negatif.
Kedua hal ini merupakan bentuk pemenuhan syarat dari Kemenkominfo yang meminta penghapusan seluruh konten negatif dan komitmen untuk menjaga TikTok dari konten negatif.
TikTok mengatakan teknologi AI dan fitur report merupakan bentuk komitmen untuk membersihkan Tik Tok dari konten negatif.
Kedigdayaan TikTok turut mengusik Amerika Serikat. Gedung Putih bahkan menuding aplikasi tersebut dapat menyedot data pengguna AS ke China , di mana itu dapat digunakan sebagai bagian dari operasi spionase.
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk melarang TikTok jika tidak menjual bisnisnya di AS sebelum 4 Desember 2020.
TikTok sendiri secara perusahaan telah membantahnya. Mereka juga menggugat perintah eksekutif tersebut ke pengadilan di Amerika Serikat.
TikTok dan perusahaan induknya telah mengajukan gugatan di ibu kota AS, Washington. Sementara sementara pembuat TikTok memiliki kasus terpisah yang sedang menunggu keputusan di pengadilan Pennsylvania. Pengadilan setempat baru sebatas memblokir larangan tersebut pada 30 Oktober
Untuk bisa tetap beroperasi, aplikasi asal China itu menggandeng Oracle dan Walmart untuk mengakali pemblokiran oleh AS.
Oracle menjadi tuan rumah data pengguna TikTok dan meninjau keamanan kode TikTok. Kesepakatan itu dimaksudkan untuk memenuhi kekhawatiran keamanan nasional pemerintah AS tentang aplikasi tersebut.
Selain AS, India melarang 118 aplikasi buatan China, salah satunya adalah gim PUBG yang sangat populer. Daftar terbaru itu muncul setelah India melarang 59 aplikasi pada kloter pertama.
Aplikasi-aplikasi tersebut dilarang karena kekhawatiran akan keamanan data, Aplikasi ini dinilai menambang dan profiling data yang akan mengancam kedaulatan, keamanan dan pertahanan nasional setelah ketegangan baru antara India dan China di daerah perbatasan di Ladakh timur.
Data Sensor Tower menunjukkan bahwa India adalah pasar TikTok terbesar dari sisi jumlah unduhan. Jumlah unduhan TikTok di India bahkan lebih besar dari China dan AS.
Dengan melarang aplikasi, India menambah dorongan global sektor teknologi China dengan cara memanfaatkan pengguna aplikasi agar terlibat ke dalam konflik.
Aplikasi ponsel pintar di era digital tak hanya sekadar digunakan untuk kebutuhan manusia, namun juga dijadikan sebuah 'senjata' dalam konflik antar negara.
Negara yang berkonflik saling memblokir aplikasi satu sama lain dengan alasan keamanan data dan privasi