Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan penggunaan GeNose sebagai skrining awal Covid-19 untuk pelaku perjalanan tidak tepat karena tidak praktis dalam penggunaannya.
Ia juga menyebutGeNose juga tidak bisa digunakanuntukactive case findingatau penemuan kasus baru.
"Walaupun GeNose sudah diteliti dan dikaji, tapi memang tidak praktis dalam penggunaannya, jadi memang tidak tepat, dan memang bukan sebagai active case finding," tutur Hermawan kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane juga mengatakan GeNose tidak tepat jika digunakan sebagai screening penumpang.
Menurut Masdalina, ada banyak kelemahan dari alat tersebut, di samping efektivitasnya yang menurun jika digunakan pada perokok.
"Ada risiko menularkan pada orang lain yang ada di belakangnya," kata Masdalina pada CNNIndonesia.com.
Masdalina juga menyebut GeNose juga belum mendapatkan penilaian yang disepakati para ahli.Klaim efektivitas GeNose, menurut Masdalina, juga baru dikeluarkan oleh tim peneliti.
"GeNose belum menjadi standar dalam pengendalian, publikasi efektivitasnya juga belum rilis sampai saat ini, baru ada klaim sepihak saja dari peneliti," tutur Masdalina.
Sementara itu epidemiolog Dicky Budiman menegaskan GeNosetidak bisa menggantikan swab PCR untuk mengkonfirmasi Covid-19.
"Soal kecepatan mungkin GeNoseunggul, tapi enggak bisa deteksi dini Covid-19," kata DickykepadaCNNIndonesia.com.
Tes PCRmenurut Dickybisa mendeteksi langsung ke inti keberadaan Covid-19 pada tubuh pada tahap awal. Sedangkan tes napas ala GeNosesudah ada infeksi Covid-19 dan sudah masuk tahap berikutnya.
"GeNosetidak mungkin gantikan PCRkarena sudah tahap berikutnya, bukan awal. Tahapannya bukan konfirmasi infeksi dini, tapi cenderung Covid-19 sudah lama di tubuh," kata Dicky.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengumumkan pemerintah akan menggunakan GeNose buatan UGM di sejumlah stasiun kereta api di Indonesia mulai 5 Februari 2021.
Genose dikatakan memiliki keunggulan yakni tak memakan waktu banyak saat mendeteksi keberadaan Covid-19 dari tubuh seseorang. Dalam waktu kurang dari lima menit, hasil sudah bisa diperoleh.
Genose akan menganalisa partikel volatile organic compound (VOC) yang dikeluarkan spesifik penderita Covid-19 saat bernapas. Terkait akurasinya alat itu memiliki sensitivitas 92 persen dan spesifisitas 95 persen.
Saat ini Genose telah memperoleh izin edar dan siap diproduksi hingga 5.000 unit pada Februari 2021.