LAPAN-BMKG Jelaskan Sebab Puncak Hujan Ekstrem Besok

CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2021 17:47 WIB
LAPAN dan BMKG beri penjelasan mengapa terjadi hujan ekstrem yang mencapai puncak besok, Jumat (19/2).
Ilustrasi. LAPAN menyebut hujan ekstrem akan mencapai puncak besok, Jumat (19/2) (CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN dan BMKG memberi penjelasan penyebab hujan ekstrem yang disebut akan mencapai puncak besok, Jumat (19/2).

menyatakan ada sejumlah hal yang mempengaruhi hujan ekstrem di Jakarta dan sekitarnya.

Menurut Peneliti PSTA LAPAN Erma Yulihastin, perubahan cuaca berupa hujan ekstrem akan terjadi di Jakarta dan sekitarnya akan terjadi sejak 18-20 Februari 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, dia menegaskan puncak cuaca ekstrem itu akan terjadi Jumat (19/2), dini hari.

"Dari hasil prediksi, terutama besok itu extend sampai ke timur, bahkan sampai ke Jawa Tengah pukul 06.00 di pesisir Jateng (Jawa Tengah) kena juga imbasnya. Artinya lagi-lagi tidak biasa, makanya disebut ekstrem," ujar Erma kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/2).

Penyebab hujan ekstrem

BMKG dan LAPAN membeberkan sejumlah faktor penyebab hujan ekstrem yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya belakangan.

Cuaca ekstrem ini disebabkan oleh modulasi atau peningkatan signifikan curah hujan yang terjadi secara 'agak mendadak' atau tiba-tiba.

"Sekarang ada peningkatan secara signifikan. Itu yang disebut modulasi curah hujan," tambahnya.

Sementara, beberapa hari sebelum cuaca ekstrem muncul, terdapat fase kering atau hujan masih dalam intensitas ringan hingga sedang.

1. Seruak dingin Laut China Selatan

Peningkatan curah hujan ekstrem ini dipengaruhi oleh penguatan angin dari utara, yakni Laut China Selatan yang dikenal dengan cold surge atau seruak dingin.

Erma menjelaskan cold surge adalah fenomena gelombang angin yang berasal dari Siberia. Dia mengatakan kekuatan angin akibat fenomena itu saat ini tercatat hingga 10 meter per detik di permukaan.

"Untuk mendeteksi kekuatan angin yang berhubungan dengan kejadian cold surge itu ambang batasnya cuma 5 mps. Itu artinya ini ada dua kali lipat, yang menunjukkan kekuatan angin dari utara ini luar biasa," ujarnya.

Erma berkata cold surge berbeda dengan angin Monsun. Sebab, dia berkat kekuatan angin Monsun normal rata-rata hanya 3 mps. Sementara fenomena cold surge diketahui memperkuat Monsun.

"Sehingga ketika cold surge terjadi, Monsun lebih kuat dari biasanya. Angin itu menjadi lebih dahsyat, lebih kuat dan satu lagi lebih lembab. Itu penting, jadi bukan hanya angin saja, tapi dia membawa uap air dari perjalanan dari LCS ke laut Jawa," ujar Erma.

Lebih lanjut, Erma menyampaikan kekuatan angin cold surge menyebabkan hujan turun secara ekstrem di sepanjang pesisir, seperti Jawa bagian barat, khususnya Jakarta hingga Jawa Tengah.

Kemudian, Erma berkata gangguan...

Penyebab Hujan Ekstrem di Indonesia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER