Kronologi Akhir Perseteruan Google-Facebook vs Australia

CNN Indonesia
Rabu, 24 Feb 2021 10:20 WIB
Kronologi akhir perseteruan Google dan Facebook yang akhirnya tunduk dengan aturan Australia.
Foto: Reuters

Facebook berhenti tayangkan berita

Sementara Facebook tampak mengambil tindakan yang lebih konkret dalam rangka menolak RUU itu. Perusahaan milik Mark Zuckerbeg itu mengumumkan tidak lagi menyediakan konten berita di Australia yang berasal dari media lokal ataupun internasional.

Facebook menilai RUU itu semestinya tidak ada. Sebab, mereka meraka tidak mencuri konten berita dan penerbit memilih Facebook untuk membagikan berita mereka.

Namun, ancaman yang dilakukan Facebook dan Google terhadap pemerintah Australia terbilang singkat. Facebook misalnya, memutuskan untuk kembali menampilkan konten berita dari media yang ada di Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak ada alasan resmi yang disampaikan oleh Facebook terkait pencabutan kebijakan itu. Namun, perubahan keputusan Facebook ini terjadi setelah pemerintah Australia menyetujui beberapa perubahan soal aturan agar media sosial itu membayar media atas konten berita yang ditayangkan di Facebook.

Dalam pernyataan Facebook, disebutkan kalau pemerintah Australia telah menyetujui beberapa perubahan aturan itu agar perjanjian komersial dengan media massa disesuaikan dengan nilai yang diberikan Facebook secara relatif dengan nilai yang diterima Facebook dari media-media itu, seperti dikutip The Next Web

"Kami senang dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintah Australia dan menghargai diskusi konstruktif dengan Menteri Komunikasi Paul Fletcher selama beberapa minggu," tulis Facebook.

Media bergolak

Serikat pekerja media, hiburan dan seni di Australia (MEAA) menyatakan pemasukan Google dan Facebook pada periode 2018-2019 dari iklan di Australia secara kolektif mencapai setidaknya sekitar AUD 5 miliar atau Rp55 triliun .

Padahal total pemasukan lima perusahaan media komersial di Australia jika dijumlahkan hanya mencapai AUD 4,6 miliar atau Rp51 triliun.

Jika Rancangan Undang-Undang News Media Bargaining Code disahkan, perusahaan media di Australia dinilai bisa meningkatkan daya tawarnya kepada Google dan Facebook. Sebab, mereka berhak melakukan negosiasi untuk mendapatkan pembayaran atas konten berita yang mereka produksi dan muncul di Feed di Facebook atau hasil penelusuran Google Search.

Melansir Politico, Google dikabarkan akan membatalkan niatnya untuk menghentikan operasi mesin pencariannya di Australia setelah memutuskan bekerjasama dengan media terbesar Australia, News Corp milik Rupert Murdoch dan media besar lainnya di negara itu.

Melansir SMH, Google menyetujui kesepakatan lisensi tiga tahun yang nantinya akan membuat media Australia mendapat royalti atas konten berita yang terbit di Google Search. Misalnya, Google telah setuju untuk membayar Nine Entertainment Co lebih dari US$30 juta secara tunai setiap tahun untuk penggunaan konten beritanya selama lima tahun. 

Kesepakatan untuk lima tahun itu terkait penggunaan artikel berita pada berbagai produk yang berbeda seperti Google News Showcase dan Subscribe with Google. Nine adalah pemilik The Sydney Morning Herald dan The Age.

(jps/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER