LIPUTAN KHUSUS

Meniti Setapak Jejak Gempa Sesar Lembang

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jul 2021 08:33 WIB
Gempa Sesar Lembang menggoreskan memori di muka bumi yang terungkap lewat meniti jejaknya di berbagai penelitian. (dok. Eka Santhika)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para ahli sebelumnya sempat memperdebatkan apakah Sesar Lembang ini aktif atau tidak. Lantas, setelah dilakukan beberapa penelitian, akhirnya disimpulkan bahwa patahan di kawasan utara Bandung ini masih aktif bergerak.

"Dulu masih debatable, ada yang bilang sudah tidak aktif. Tapi itu masih asumsi, karena memang belum dijelaskan secara ilmiah," jelas Rasmid, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung,Rasmid, yang juga terlibat dalam salah satu penelitian seismologi Sesar Lembang saat ditemui dikantornya di Bandung (6/4).

Untuk meredam simpang siur, Rasmid lantas memasang seismograf di sekitar Sesar Lembang sekaligus sebagai bahan studi master yang ia lakukan di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Penelitian dilakukan dengan memasang 6 seismometer selama dua tahun pada 2010 hingga 2012. Keenam seismometer dipasang di tiga segmen Sesar Lembang; di Parongpong, dekat cisarua untuk mengukur gempa di segmen barat, di Lembang untuk segmen tengah, dan di Ciater, Tangkuban Parahu dan Cibodas, untuk segmen timur.

Beberapa lokasi yang dilewati Sesar Lembang (dok. diolah dari Arsip BMKG)

"Setelah dapat data 2 tahun dianalisa gimana dan pergeseran ke arah mana, disimpulkan ternyata memang aktif, tidak tidur seperti orang bilang selama ini," tuturnya.Rekam jejak selama dua tahun didapat 14 gempa bumi yang dihasilkan Sesar Lembang, meski dengan magnitudo sangat kecil di angka 1 dan 2,2 Mw bwh 1 ada dibawah 2,2. Dengan gempa paling besar dirasakan pada Agustus 2011 di Muril, Jambudipa.

Selain penelitian seismologi seperti dilakukan Rasmid, ada pula penelitian lain dari disiplin ilmu berbeda, seperti penelitian geologi, paleoseismologi dengan melakukan penggalian (uji paritan) untuk melihat bukti pergeseran di bawah tanah dan bukti lain, hingga penelitian geodesi untuk melihat bukti pergeseran tanah dari data GPS.

Mengutip penelitian Dosen dari Kelompok Keahlian Geodesi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, bagian timur Sesar Lembang terbentuk 100 ribu tahun lalu, disusul bagian barat 27 ribu tahun lalu.

Pergeseran sungai

Peta LiDAR Sesar Lembang (dok. LIPI/Mudrik Daryono)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Peneliti Geoteknologi LIPI, Mudrik Daryono dilakukan dengan mengamati pola pergeseran sungai, mencari bukti pergeseran pada batuan, dan melakukan penggalian parit di sekitar kawasan Batu Lonceng untuk menemukan bukti pergeseran tanah akibat Sesar Lembang.

Untuk mengamati pergeseran sungai akibat perpotongan Patahan Lembang, Mudrik melakukan pemindaian permukaan tanah menggunakan teknologi LiDAR (Light Distance And Ranging) di sepanjang jalur Sesar Lembang.

Pemindaian dilakukan untuk mendapat peta permukaan Bumi yang presisi. Hasil pemindaian menunjukkan Sesar Lembang bukan berupa patahan tunggal yang lurus. Tapi, sesar ini cukup kompleks lantaran terpecah menjadi beberapa bagian. Mudrik pun membagi sesar ini menjadi enam segmen secara geometri berdasarkan bentuk (morfologi) permukaan.

Bukti lain pergerakan Sesar Lembang yang didapat dari pemetaan LiDAR adalah bukti pergeseran sungai-sungai besar.

Sungai yang Bergeser, Batu yang Terpotong


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :