Efektivitas Sinovac: Lawan Sakit Namun Memble di Varian Baru

CNN Indonesia
Kamis, 15 Jul 2021 21:17 WIB
Efektivitas vaksin Covid-19 asal China Sinovac diragukan dan dicoret oleh beberapa negara karena dinilai tidak bisa melawan varian Delta.
Ilustrasi vaksin Sinovac. (REUTERS/DADO RUVIC)

Ben Cowling, Kepala Epidemiologi dan Biostatik di University of Hong Kong, mengatakan Sinovac tetap memberikan 'tingkat perlindungan sangat tinggi' terhadap Covid-19.

"Itu berarti bahwa vaksin Sinovac telah menyelamatkan banyak nyawa," katanya kepada BBC.

Namun, berdasarkan penelitian soal perlindungan kekebalan terhadap varian baru Covid-19, Ben Cowling memperkirakan perlindungan yang ditawarkan vaksin Sinovac terhadap varian Delta bisa 20 persen lebih rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Cowling, hal itu terlihat dari pengurangan perlindungan dari vaksin Sinovac terhadap varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

"Varian Beta merupakan salah satu yang paling berbeda dari virus aslinya," kata Cowling.

Senada, Profesor Jin Dong-yan, seorang ahli virologi juga dari Universitas Hong Kong, mengatakan kepada BBC kemanjuran vaksin China, Sinovac akan turun terhadap varian, termasuk Delta.

Sementara itu, epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengamini vaksin Sinovac efektif untuk meminimalisir kesakitan dan kematian pada pasien Covid-19, dengan varian tertentu.

Namun, dijelaskan Dicky, harus tetap dicari tahu berapa efikasi vaksin itu pada varian terbaru, termasuk Delta. Ia mengatakan efikasi cenderung lebih menurun terhadap varian Delta, terlebih banyaknya kasus kematian pada tenaga kesehatan yang sudah menerima Sinovac.

"Ini menjadi concern bahwa akan ada potensi pertama mungkin dia menurun potensi proteksinya setelah enam bulan, dia [vaksin Sinovac] tidak efektif terhadap varian baru," tukas Dicky.

Sinovac diklaim tetap berfungsi

Meski begitu, menurut Mikrobiolog Ines Atmosukarto, berkaca dari situasi di Tanah Air dan negara yang memakai vaksin China, bukan menunjukkan vaksin Sinovac tidak berfungsi. Apalagi, sejak awal uji klinis Sinovac memang menunjukkan efikasi yang lebih rendah dari beberapa vaksin lain yang kini umum dipakai.

"Vaksin meski lebih rendah efikasinya, masih jauh lebih bagus dari pada tidak vaksin dan akibatnya (kalau terinfeksi) mereka semua bergejala parah. Yang perlu diingat saya baca di RSHS Bandung, ada 212 orang terinfeksi setelah vaksinasi tetapi hanya 12 yang perlu perawatan rumah sakit. Ini tanda vaksin Sinovac is working," tegas Ines.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB IDI Prof Zubairi Djoerban memberi penegasan serupa. Mengutip data vaksinasi di AS yang hingga April lalu telah mencakup 101 juta penerima, Zubairi mengatakan bahkan vaksin yang dianggap sangat efektif seperti Pfizer, Moderna dan Johnson and Johnson sekalipun, tak menjamin kekebalan sempurna.

Negara yang pakai Sinovac

Lebih dari 80 negara menggunakan vaksin Covid-19 dari China, termasuk banyak di Asia, antaranya Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Namun, beberapa negara yang memilih suntikan Sinovac China masih terlihat lonjakan jumlah infeksi, termasuk Chilli.

(dal/ryh/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER