Sebetulnya kolaborasi itu tidak dimulai sekarang saja, jadi kenapa Eijkman relatif punya kemampuan yang lebih besar, karena kami sudah berkolaborasi secara internasional.
Bahkan kemampuan kami mendeteksi adanya corona virus itu sebetulnya sudah dimiliki sejak beberapa tahun sebelumnya, walaupun corona virus kamu deteksi itu bukan yang menyebabkan pandeminya, tapi satu famili, jadi di bulan Januari 2020 itu kami sudah siap untuk deteksi jika ada virus yang memang sudah masuk.
Kemampuan laboratoriumnya, kemudian kemampuan orang-orangnya, sistemnya danculturenya itu semua sudah dibangun sehingga kami lebih mudah untuk bisa memulainya walaupun selama ini tidak ada aktivitas khusus untuk vaksin, tetap fasilitas terus disiapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi basic facility kita sudah punya semuanya, jadi bukan hal yang baru. Dan kita juga memang sudah terlibat dalam pembuatan vaksin yang lain, misalnya Vaksin Hepatitis, Vaksin Denggi dan sebagainya, walaupun tidak se ekstensif seperti sekarang, jadi kita tidak mulai dari nol.
Untuk yang sekarang ini karena kita mulai dari nol, dan kita bertekadnya membuat vaksin merah putih yang dikerjakan sendiri oleh anak Indonesia, walaupun demikian kami tetap berkomunikasi dengan teman-teman di luar.
Kita tidak menutup diri untuk kerja sama karena tidak mungkin untuk penelitian besar ini kita kerja sendiri tapi sedapat mungkin, sebisa mungkin kita kerjakan sendiri Cuma ke berbagai expertise kita masih bisa berkonsultasi dengan teman-teman di luar negeri.
Sementara kalau Eijkman hanya bermitra dengan Biofarma saja walaupun kami juga menjajaki kemungkinan-kemungkinan kerja sama dengan diaspora yang sudah kami kenal di luar negeri.
Bukan untuk vaksinnya sendiri tapi untuk seperti sistem ajuvan yang artinya suatu sistem untuk menambah atau memperkuat antigenitas dari vaksin yang kita kembangkan, itu sudah dilakukan juga.
Lihat Juga : |
Secara internal yang kami lihat adalah semangat merah putihnya dari para peneliti di Eijkman bahwa mereka sangat menyadari bahwa ini bukan tugas yang tidak ringan, mereka kerja all out sehingga sering kali tidak kenal waktu dan mereka tidak memikirkan paten ataurewardapapun, mereka kerja begitu dedicated.
Berusaha keras untuk mendapatkan vaksin ini sesegera mungkin, itu yang saya kagumi dan saya sering kali terharu bahwa saya tidak bisa menjanjikan apa-apa dan mereka bekerja memang untuk merah putih.
Tidak ada sama sekali, kalu kita lihat ceritanya diaspora kita yang kerja di luar negeri misalnya kemudian menghasilkan vaksin, mereka kemudian mendapatkan paten, semua sudah dijamin oleh institusinya, kalau di Eijkman barangkali belum sampai ke situ.
Tapi yang penting kita kerjakan yang terbaik selebihnya kita serahkan pada yang diatas.
Total kalau yang terlibat intens mungkin sekitar 10 orang dan jika dengan pendukung mungkin total ada 15 orang, tidak banyak.
Ada banyak faktornya, memang orang yang kerja di Eijkman tidak terlalu banyak, juga terkait dengan pandemi ini kita tidak mungkin meng-hire banyak orang untuk di ruangan laboratorium yang sempit karena kamu harus membatasi.
Jadi benar-benar kami pilih mereka yang punya kemampuan, pengalaman untuk mengerjakannya. Minimum master.
(mrh/dal)