MEET THE GEEK

Kisah Astronom Wanita Pertama RI yang Diabadikan di Asteroid

can | CNN Indonesia
Jumat, 03 Sep 2021 19:24 WIB
Kisah bos Observatorium Bosscha, Premana W Premadi, yang menjadi astronom wanita pertama di Indonesia yang namanya diabadikan jadi nama asteroid.
Kepala Observatorium Bosscha Premana W Premadi, astronom wanita pertama yang diabadikan jadi nama asteroid. (dok. tangkapan layar Instagram)

Metode pengamatan

Lebih lanjut ia menceritakan bahwa pengamatan-pengamatan yang dilakukan saat ini sudah banyak ditunjang dengan sederet data, hasil dari pengamatan dan proses komputasi canggih.

Misalnya pada hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan Naval Observatory yang berada di Washington, D.C (AS). Observatorium itu memiliki amanah membuat almanak astronomi setiap tahunnya.

Jadi, kata dia, yang menjadi panduan dalam menelaah posisi Bumi, Bulan, Matahari dan planet-planet utama lainnya diterbitkan setiap tahunnya dengan almanac itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat hasil pengamatan itu kemudian bisa diolah menjadi data yang dibutuhkan oleh setiap negara. Indonesia bisa mengunduh datanya agar untuk keperluan yang bisa mengaitkan urusan riset dengan mesin komputasi di Indonesia.

"Jadi sudah ada bahan acuanya. Jadi standarnya terjamin, dan bagi-bagi kerjaan. Karena engga semua punya kapasitas komputasi yang besar," ujarnya.

Kemajuan Astronomi di Indonesia

Premana juga menilai eksistensi Indonesia dalam dunia Astronomi di kancah Asia Tenggara. Dia mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara pertama yang sudah mengenal ilmu astronomi, dibanding negara lain.

Hal itu lantaran adanya observatorium Bosscha yang didirikan pada 1923. Beberapa waktu setelah dioperasikan, barulah bermunculan di Malaysia dan di Thailand.

Namun begitu, ia menilai Indonesia masih punya kekuatan dalam ilmu astronomi, tapi mesti mengupayakan titik kuat kefokusan, serta upaya untuk memprioritaskan kefokusan itu.

"Kita mesti mengenali titik unggul kita kemudian mendorong ke sana menjadikn ini pekerjaan menarik kemudian SDMnya akan mengikuti," tuturnya.

Premana mengatakan bahwa ilmu bidang astronomi berkembang dengan pesat di mana-mana. Jika dilihat di Afrika, yang sebelumnya tidak berkembang ilmu astronomi, saat ini disebutnya banyak yang sudah bermunculan.

Sumbangsih Indonesia di Astronomi dunia

Saat disinggung soal sumbangsih Indonesia di bidang astronomi dunia, ia mengatakan saat ini astronom sedang memecut diri untuk lebih kontributif.

Namun ia menilai bahwa saat ini ambang jumlah personel untuk memupuk sumbangsih Indonesia kepada ilmu astronomi dunia dinilai masih kurang. Lantaran diversifikasi masih lebar namun jumlah ahli untuk setiap topik pengamatan masih terbilang sedikit.

Meski begitu, di lain pihak Indonesia masih kaya di keanekaragaman topik riset. Mulai dari teknologi menghitung hilal yang diklaim Premana merupakan metode paling canggih yang dimiliki Indonesia.

"Tapi di lain pihak kita rich di keanekaragaman topik riset kita. Mulai dari hilal, metode pengamatan hilal yang paling canggih di mana? Di Indonesia," kata Premana.

Meskipun penghitungan masih tersegmentasi untuk beberapa negara saja, dan tak banyak diterapkan secara universal, namun metode pengamatan itu dinilai sangat penting. Maka hal itu bisa dikembangkan ke depannya.

"Jadi itu yang mestinya kita cari celah-celah itu, yang sekiranya orang tidak terlalu banyak kontribute di sana coba kita kembangkan itu," tutupnya.

(eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER